“Ini harus menjadi peringatan,” kata seorang pejabat senior.
Pertemuan tersebut berfokus pada bagaimana Jerman dapat mengatur pengiriman dan pengoperasian rudal jelajah jarak jauh Taurus jika dikirim ke Ukraina.
Para pejabat juga mengklaim dalam rekaman tersebut bahwa Inggris, Perancis dan Amerika Serikat menempatkan personel militer di Ukraina untuk membantu mengoperasikan sistem senjata modern Barat, namun hal ini dibantah oleh negara-negara tersebut.
Dalam rekaman tersebut, Ingo Gerhartz, Panglima Angkatan Udara Jerman, menginstruksikan para pembantunya untuk mempersiapkan presentasi kepada menteri pertahanan tentang bagaimana Jerman dapat memasok Taurus ke Ukraina dan bagaimana Kyiv dapat menggunakannya untuk menghancurkan sasaran termasuk depot amunisi dan Krimea.
Perwira Jerman dalam rekaman tersebut mencatat bahwa mereka telah menganalisis dengan sangat rinci cara menyerang situs infrastruktur utama ini dan mengatakan akan diperlukan 10 hingga 20 rudal Taurus untuk melewati sistem pertahanan udara Rusia dan menghancurkan jembatan tersebut.
“Tidak ada alasan nyata untuk mengatakan kita tidak bisa melakukan ini; ini hanya bergantung pada garis merah politik,” kata Jenderal Gerhartz.
Jerman memiliki sekitar 600 rudal Taurus yang beroperasi, dan sekitar 500 di antaranya dianggap operasional. Jenderal Gerhartz mengatakan bahwa Jerman mampu memasok 100 rudal ke Ukraina dalam dua tahap.