“Ketika gencatan senjata dimulai di Gaza, gencatan senjata juga akan dimulai di Lebanon, dan Hockstein dapat mengatakan apa yang dia inginkan dan kami akan mengatakan apa yang kami inginkan,” katanya, Selasa (5/3/2024).
Ia mengancam Israel bahwa jika mereka melakukan kebodohan dengan mendeklarasikan perang terhadap Lebanon, Israel akan menderita lebih banyak kekalahan besar.
“Mereka mengancam kami dengan agresi, dan kami mengancam mereka dengan ketabahan, perlawanan, dan konfrontasi. Mereka menghadapi pahlawan pemberani yang telah mereka rasakan dari kami sebelumnya," katanya.
Naeem Qassem membandingkan apa yang terjadi setelah perang Hizbullah-Israel pada tahun 2006 dengan apa yang mungkin terjadi jika hal itu terjadi lagi.
"Kami memberi tahu mereka jika Anda melakukan kebodohan… Saya membayangkan bahwa ini akan menjadi versi perbaikan dari bulan Juli 2006, sebuah tambahan kekalahan telak bagi Israel, dan tambahan kemenangan gemilang bagi Hizbullah, Lebanon, dan seluruh poros perlawanan," lanjutnya, dikutip dari Safahahh.
3. Berharga Selangit, 7 Senjata Canggih NATO Luluh Lantak Jadi Bulan-bulanan Rusia di Ukraina
Banyak senjata canggih Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dikirim ke Ukraina dilaporkan hancur karena serangan Rusia.
NATO sendiri sudah mengirimkan sederet senjata yang diklaim terbaik di dunia. Berbagai alat perang itu bernilai $125 miliar atau sekitar Rp1.966 triliun.
Akan tetapi, banyak dari senjata itu berakhir dengan kehancuran di medan tempur atau direbut oleh Rusia.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengeluh karena sekutunya di Barat menunda pengiriman senjata.
NATO pun dikabarkan mulai ragu untuk menambah bantuan senjata kepada negara bekas Uni Soviet itu.
Sementara itu, anggota dewan di Amerika Serikat (AS) menunda bantuan untuk Ukraina senilai $61 miliar.
Dilansir Sputnik News, berikut sejumlah senjata mahal dan canggih NATO yang dihancurkan pasukan Rusia di Ukraina.