TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant melakukan perjalanan ke wilayah lepas laut Gaza untuk melihat lebih dekat lokasi pembuatan dermaga apung yang akan dibangun Amerika Serikat (AS).
“Kami disini dalam rangka melihat lebih dekat bagaimana infrastruktur yang dimulai untuk pembukaan koridor maritim,” jelas Gallant dalam unggahannya di platform media sosial X.
Kunjungan itu dilakukan Gallant sebelum pasukan Amerika tiba di lepas laut Gaza untuk memulai proyek pembangunan pelabuhan apung sementara.
Adapun pembangunan pelabuhan apung ini direncanakan pemerintah Amerika sebagai bagian dari koridor kemanusiaan yang dapat mempermudah penyaluran dan pengiriman makanan.
Dengan adanya pelabuhan ini diperkirakan lebih dari 2 juta makanan bisa tersalurkan ke Gaza setiap harinya.
Untuk mempercepat proses pendirian dermaga sementara di Gaza, pemerintah Amerika juga turut menggandeng sekutunya yakni Israel.
Ketika ditanya mengapa Israel tidak membiarkan bantuan kemanusiaan melalui gerbang perbatasan dan bukannya melalui udara, Juru Bicara Pentagon, Patrick S Ryder menjawab sesuai pernyataan Biden.
Ia mengatakan saat ini bantuan melalui darat tidaklah cukup bagi warga Gaza.
Oleh karenanya pembangunan dermaga sementara ini dianggap sangat krusial demi keberlangsungan para pengungsi Gaza yang kondisinya sangat memprihatinkan.
Israel Sambut Baik Rencana AS
Baca juga: Pilunya Ramadhan di Gaza, Warga Tak Punya Makanan untuk Disantap Saat Buka Puasa dan Sahur
Merespon ajakan Amerika, Gallant menyebut negaranya menyambut baik ide Amerika yang akan membangun pelabuhan sementara di pesisir Gaza.
Gallant menilai pembangunan pelabuhan apung dapat mempercepat pengiriman bantuan untuk para pengungsi Gaza.
Meski begitu nantinya Israel akan ikut andil dalam pengawasan dan pemeriksaan bantuan yang akan masuk ke Gaza.
Hal ini dilakukan untuk memastikan agar bantuan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan di Gaza, sebagaimana dikutip dari Barrons.
“Kami akan memastikan bahwa bantuan tersebut diberikan kepada mereka yang membutuhkan, dan bukan kepada mereka yang tidak membutuhkan,” kata Gallant tanpa menjelaskan lebih lanjut mengenai mekanisme distribusi yang direncanakan setelah bantuan tersebut sampai ke Gaza yang dikuasai Hamas.