TRIBUNNEWS.COM - Posisi Benyamin Netanyahu sebagai pemimpin pemerintahan Israel berada dalam bahaya.
Hal itu menjadi salah satu yang dilaporkan oleh komunitas intelijen Amerika Serikat di hadapan Kongres.
“Ketidakpercayaan terhadap kemampuan Netanyahu untuk memerintah semakin dalam dan meluas di kalangan masyarakat," demikian laporan tersebut seperti dikutip CNN.
Mereka memperkirakan akan terjadi protes besar-besaran yang menuntut pengunduran diri Netanyahu dan pemilihan umum dipercepat, serta mengharapkan pemerintaan yang berbeda dan lebih moderat.
Netanyahu belakangan ini menghadapi kritik keras di Israel atas kegagalan pemerintahannya dalam memprediksi atau mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober.
Baca juga: Retorika Harris Indikasikan Netanyahu Kehilangan Dukungan AS, Ini Ketakutan Pejabat Israel
Serangan tersebut menewaskan 1.200 warga Israel dan lebih dari 240 orang disandera oleh Hamas.
Jajak pendapat publik juga menunjukkan, banyak warga Israel mempertanyakan apakah serangan militer Netanyahu sebagai respons serangan Hamas 7 Oktober, jadi cara terbaik mengembalikan sandera dalam keadaan hidup.
Perang sudah memasuki bulan kelima. Hingga kini masih ada lebih dari 130 sandera di tangan Hamas. Tak ada satu pun bisa memastikan mereka masih hidup.
Kritik terhadap sikap keras Netanyahu, bukan hanya datang dari rakyat biasa dan keluarga sandera, tapi juga datang dari oposisi. Termasuk sejumlah mantan petinggi militer
Mereka sepakat Netanyahu tak memiliki visi dalam menyelamatkan sandera dan menyelesaikan perang dengan Hamas.
Bahkan Netanyahu dituduh memiliki motivasi politik dan pribadi yang mengaburkan pengambilan keputusannya.
Laporan intelijen juga mencatat bahwa penduduk Israel secara luas mendukung penghancuran Hamas.
Namun penilaian mereka terhadap nasib politik Netanyahu memberikan laporan yang jelas tentang seorang pemimpin yang pernah diklaim “dicintai” oleh Presiden Joe Biden.
Kini Netanyahu dan Biden berseberangan mengenai jumlah korban dan nasib warga sipil Gaza.