Adapun Menteri Keuangan Turkiye Mehmet Simsek menyebutkan, inflasi masih akan tetap tinggi pada paruh pertama tahun 2024. Hal ini disebabkan oleh adanya "waktu jeda" dari dampak kenaikan suku bunga bank sentral Turkiye.
Tingginya inflasi di Turkiye dipicu oleh lemahnya nilai tukar Turkiye, lira terhadap dollar AS, yang bahkan telah mencapai level terendah. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, lira telah melemah sekitar 40 persen terhadap dollar AS, dan melemah 82,6 persen dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Inflasi di Argentina
Tingkat inflasi tahunan di Argentina melonjak hinggal 250 persen.
Kondisi membuat Bank sentral Argentina secara tak terduga memangkas suku bunga acuannya menjadi 80% dari 100% karena para pengambil kebijakan melihat inflasi bulanan menurun sementara peso terus menguat terhadap dolar AS di pasar paralel.
Inflasi yang terus melonjak membuat harga pangan naik.
Menurut salah satu penjual buah dan sayuran di Buenos Aires,
Sandra Boluch, seorang penjual buah dan sayuran di Buenos Aires Argentina, mengatakan inflasi membuat banyak warga jadi pemulung demi bisa makan.
Dilansir dari Reuters, Rabu (13/3/2024), Boluch mengatakan punya tong sampah di belakang toko.
Saat dia membuang sampah terlihat beberapa orang mengais makanan dari tong sampah yang masih bisa dimakan.
"Ada 20 orang mendekati untuk melihat apa yang bisa dibawa sebagai makanan," ujarnya.
Dia sedih karena banyak diantara mereka adalah lanjut usia.
Dalam beberapa pekan terakhir inflasi menurun di negara itu karena penghematan besar-besaran yang digalakkan pemerintah,