Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Korban penipuan yang dilakukan Yusuke Yamazaki (43) tercatat sedikitnya ada 41 orang.
Dari hasil menipu tersebut, Yusuke Yamazaki berhasil meraup uang sekitar 13,3 miliar yen dengan janji deviden 3 persen kepada para korbannya.
"Tersangka Yamazaki yang telah dipulangkan dari Indonesia dan tiba di Narita kemarin telah dipindahkan ke Kantor Polisi Mizuho di Kota Nagoya Prefektur Aichi Jepang. Dia telah menipu sedikitnya 41 warga Jepang," papar sumber Tribunnews.com dari Kepolisian Jepang, Kamis (14/3/2024).
Diketahui, Yusuke Yamazaki tiba di Bandara Narita, Jepang, Rabu (13/3/2024) pagi setelah diterbangkan dari Jakarta.
Baca juga: Yusuke Yamazaki Penipu Asal Jepang Sudah 3 Tahun Berada di Jakarta Sebelum Akhirnya Ditangkap
Mantan wakil presiden Nishiyama Farm ini dijemput kepolisian Prefektur Aichi untuk selanjutnya dibawa menuju tahanan kepolisian.
Yusuke Yamazaki telah melarikan diri ke luar negeri selama lebih dari empat tahun karena terlibat penipuan investasi yang melibatkan perusahaan manajemen pertanian Nishiyama Farm.
Modusnya meminta investasi dalam bisnis penjualan buah di luar negeri dengan janji dividen 3%.
Serangkaian kasus penipuan diyakini diprakarsai dan dipimpin oleh Yamazaki.
Salah satu korbannya, seorang investor mengajukan gugatan untuk meminta kompensasi kepada Yamazaki.
"Pasti ada informasi yang hanya diketahui tersangka. Saya ingin dia mengatakan yang sebenarnya," ungkap seorang korbannya.
Menurut pihak berwenang, mulai tahun 2015, Nishiyama Farm mulai meminta investasi dari seluruh negeri untuk bisnis yang menjual buah-buahan dan produk pertanian ke luar negeri.
Yamazaki diyakini telah merancang metode untuk meminta investasi dengan mengatakan hal-hal seperti "investasi tersebut akan ditebus dengan dividen sekitar 3% yang ditambahkan ke dalamnya."
Baca juga: Polri Sebut Buronan Jepang Yusuke Yamazaki yang Diduga Melarikan Diri Masih Berada di Indonesia
Pada bulan Oktober 2021, Polisi Prefektur Aichi menangkap lima pria eksekutif perusahaan yang bertugas meminta investasi karena dicurigai melakukan penipuan.