Dalam pidato terbarunya, Al-Houthi mengatakan AS dan Barat menerapkan standar ganda, yang bertindak seolah baik kepada Palestina dengan memberikan bantuan namun juga memberikan bantuan militer ke Israel untuk membombardir Jalur Gaza.
“Amerika Serikat mengirim bantuan terbatas dari udara ke Jalur Gaza (untuk warga Palestina), dan pada saat yang sama memberikan berton-ton bom (ke Israel) untuk membunuh rakyat Gaza,” kata Al-Houthi.
Ia menilai, AS dan Barat tidak malu dengan tindakannya, yang justru merestui Israel untuk melanjutkan agresinya di Jalur Gaza.
“Amerika dan negara-negara Barat tidak malu memberikan senjata paling mematikan kepada musuh Israel untuk membunuh rakyat Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan mereka,” katanya.
Dia mengatakan bantuan kemanusiaan dari AS tidak mencakup sebagian kecil dari kebutuhan warga Palestina di Jalur Gaza.
Menurutnya, bantuan itu hanya untuk menipu opini publik dan mengalihkan perhatian masyarakat Muslim dari Israel yang melanjutkan agresinya yang didukung AS sepenuhnya.
"Makanan yang dijatuhkan di Jalur Gaza dari pesawat adalah sandiwara Amerika yang menghina martabat rakyat Palestina," kata Al-Houthi, dikutip dari Anadolu.
“Meskipun rakyat Palestina menderita sangat parah di Jalur Gaza, terdapat ketabahan, kesabaran, ketabahan dan kekompakan yang tidak ada bandingannya,” lanjutnya.
Dalam solidaritas dengan Jalur Gaza, yang menghadapi agresi Israel yang menghancurkan dengan dukungan AS, Houthi menargetkan kapal kargo Israel atau yang terkait dengan mereka di Laut Merah dengan rudal dan drone.
Hamas Palestina vs Israel
Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 31.272 jiwa dan 73.024 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (14/3/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Xinhua News.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel