Poros Persatuan Perlawanan Terbentuk, Houthi-Hamas-PIJ-FPLP Gelar Rapat Bahas Invasi Israel ke Rafah
TRIBUNNEWS.COM - Faksi-faksi perlawanan lintas teritorial dikabarkan membentuk poros persatuan perlawanan yang terdiri dari berbagai milisi di Gaza Palestina dan milisi Yaman.
Hal itu menyusul laporan dari Agence France-Presse (AFP) -mengutip sumber-sumber Palestina- yang mengabarkan kalau para pemimpin faksi perlawanan Palestina dan kelompok Ansarallah (Houthi) Yaman menggelar sebuah rapat 'langka', Khaberni melaporkan.
Baca juga: Komite Perlawanan Palestina: Hizbullah-Houthi-Kataib Hizbullah Bersatu, Awal Habisnya Israel
Rapat disebutkan diadakan pekan lalu untuk membahas “mekanisme dan koordinasi tindakan perlawanan” terhadap Israel.
AFP tidak menyebutkan satu pun nama sumber yang mereka wawancarai pada Jumat (15/3/2024), namun menyebutkan salah satu dari mereka - yang menolak menyebutkan namanya - mengatakan bahwa “pertemuan penting diadakan minggu lalu di yang diikuti oleh para pemimpin senior Hamas, Jihad Islam, dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (FPLP).
"Rapat dengan gerakan Ansarallah Yaman untuk membahas mekanisme koordinasi antarfaksi tersebut mengenai aksi perlawanan pada tahap selanjutnya,” tulis laporan tersebut.
Menurut sumber kedua yang juga meminta untuk tidak disebutkan namanya, menurut AFP, “Gerakan Ansarallah menegaskan dalam pertemuan tersebut kalau mereka akan melanjutkan operasinya di Laut Merah melawan kapal-kapal yang menuju ke negara musuh (Israel), untuk mendukung Israel.
"Milisi Perlawanan Palestina, dalam pertemuan tersebut juga membahas peran Ansarallah yang saling melengkapi dengan faksi-faksi Palestina, terlebih dengan kemungkinan Israel menginvasi Rafah,” lanjut laporan tersebut
AFP tidak merinci lokasi pertemuan tersebut, atau nama-nama pemimpin faksi Palestina atau kelompok Houthi yang berpartisipasi di dalamnya.
Baca juga: Pejabat Senior Israel: Tentara IDF Kekurangan Amunisi dan Persenjataan, Israel Mungkin Kalah Perang
Houthi Perluas Blokade, Tidak Cuma Laut Merah Kini Sasar Samudera Hindia dan Tanjung Harapan
Terungkapnya rapat ini terjadi setelah Abdul-Malik al-Houthi, pemimpin kelompok Ansar Allah Houthi, mengumumkan pada Kamis, bahwa cakupan serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel telah diperluas tidak hanya di Laut Merah tetapi juga kapal-kapal target yang berlayar di Samudera Hindia melalui Tanjung Harapan, di ujung selatan benua Afrika.
Baca juga: Houthi Perluas Operasi ke Samudera Hindia dan Tanjung Harapan: Kapal Israel Pacific 01 Kena Hajar
Sejak 19 November lalu, Houthi telah menargetkan kapal-kapal komersial di Laut Merah dan Laut Arab, yang menurut mereka terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan-pelabuhan negara pendudukan tersebut.
Kelompok Houthi menempatkan serangan mereka dalam rangka mendukung perjuangan milisi perlawanan di Jalur Gaza yang menjadi sasaran agresi brutal Israel sejak 7 Oktober lalu.
Serangan Houthi mendorong banyak perusahaan pelayaran mengalihkan kapal mereka melalui Tanjung Harapan, sehingga memperpanjang perjalanan antara Asia dan Eropa setidaknya selama seminggu dan meningkatkan biaya transportasi.
Untuk mencoba menghalangi Houthi dan “melindungi” navigasi maritim, sejak 12 Januari, pasukan Amerika Serikat dan Inggris telah melancarkan serangan di lokasi yang mereka anggap milik mereka di Yaman.
Setelah serangan Barat, Houthi mulai menargetkan kapal-kapal Amerika dan Inggris, dana menyatakan kapal entitas kedua negara adidaya tersebut telah menjadi “target yang sah" bagi Angkatan Bersenjata Yaman.
Baca juga: Kataib Hizbullah Ganti Taktik: Setelah Pelabuhan Haifa, Giliran Bandara Kiryat Shmona Israel Dibom
Persatuan Milisi Perlawanan, Awal Habisnya Israel
Sinyal terbentuknya koalisi milisi lintas-teritorial ini sudah menggema sejak awal tahun ini.
Hal itu ditandai saat Juru bicara Komite Perlawanan Palestina, Abu Mujahid, memberikan salam dan penghormatan dari milisi-milisi pembebasan Palestina di Gaza kepada gerakan Perlawanan di Yaman, Lebanon, Irak, dan Suriah.
Dalam sebuah wawancara yang dilansir Al Mayadeen, dia mengatakan, Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, Kataib Hizbullah di Irak, dan milisi perlawanan di Suriah telah menunjukkan persatuan untuk mendukung Hamas dan milisi perlawanan lain Palestina dalam memerangi agresi militer Israel.
Baca juga: Israel Dikepung Perlawanan, Giliran Milisi Irak yang Luncurkan Rudal Jarak Jauh Al-Arqab ke Haifa
"Atas nama Komite Perlawanan Palestina di seluruh medan perang, kami memberikan salam dan penghormatan kepada gerakan Perlawanan di Yaman, Lebanon, Irak, dan Suriah.
"Front-front ini telah bersatu dan memberikan tekanan yang signifikan terhadap pendudukan Israel untuk menghentikan agresi mereka," kata dia, dikutip Rabu (10/1/2024).
Abu Mujahed juga menyampaikan belasungkawa dan ucapan selamat kepada Hizbullah dan Sekretaris Jenderalnya, Sayyed Hassan Nasrallah, atas kesyahidan Komandan Wissam Tawil.
Dia mencatat kalau para sosok yang terbunuh oleh serangan Israel tersebut telah "mengawasi banyak operasi penting" melawan tentara Israel (IDF)..
Selain itu, Abu Mujahed menekankan, Israel tahu betul kalau “penanganan [pencegahan] saat ini berbeda, terutama setelah Perlawanan Islam di Lebanon menargetkan pangkalan Meron dan Dado,” di utara Palestina yang diduduki.
Baca juga: Baru Permulaan Balas Dendam, Hizbullah Luncurkan 62 Roket ke Pangkalan Udara Utama Israel di Utara
"Perlawanan, di berbagai bidang, dan melalui informasi akurat yang dimilikinya, membingungkan institusi militer dan keamanan Israel , sementara IDF terus merahasiakan kerugian dan pangkalan militer penting mereka,” kata Abu Mujahed.
Selain itu, mengingat Israel menerima serangan di berbagai front Perlawanan, juru bicara Komite Perlawanan Palestina menegaskan kalau perang menyeluruh secara besar di kawasan akan menjadi awal dari berakhirnya entitas pendudukan.
Baca juga: Belum Pernah Sebelumnya, Ratusan Tentara Israel Rontok dalam Sehari Pertempuran Ganas di Gaza
Perang di Gaza Terus Berlangsung
Abu Mujahed juga mengatakan kalau milisi Perlawanan Palestina di Jalur Gaza tetap teguh menghadapi tentara Israel, yang menurutnya terus menyembunyikan kerugiannya sejak dimulainya serangan darat Israel.
Dia menegaskan, pihak Israel menyadari kalau milisi Perlawanan Palestina di Jalur Gaza telah "menghancurkan" pasukan IDF sejak hari pertama.
"Mereka (Israel) tidak akan dapat memulihkan kekuatan mereka, citra di hadapan dunia dan audiens internalnya,” kata dia.
Abu Mujahed juga mengindikasikan kalau pertempuran di Gaza utara belum berakhir, karena Perlawanan terus menghadapi IDF.
"Konfrontasi dan operasi yang terputus-putus melawan [pasukan] Israel sedang terjadi di mana Israel [IDF] terbunuh dan terluka, meskipun pasukan pendudukan Israel mengklaim kalau mereka telah dikerahkan di beberapa wilayah,” katanya.
Juru bicara tersebut juga menekankan kalau pihak milisi Perlawanan akan terus menyiarkan adegan-adegan yang mengkonfirmasi kerugian yang ditimbulkannya pada pasukan pendudukan Israel.
Kerugian besar, kata dia, selama ini selalu dirahasiakan oleh IDF.
"Rakyat Palestina tidak akan hancur, dan semua upaya untuk mengusir mereka tidak akan berhasil ketika rakyat Palestina terus mempertahankan hak mereka atas tanah mereka dan mendukung Perlawanan mereka,".
Abu Mujahed juga menekankan, “Perlawanan kami tidak akan putus; perlawanan kami akan tetap kuat dan tabah.”
(oln/khaberni/almydn/*)