Hamas menolak hal itu, kata para pejabat.
Akan tetapi dua hambatan terbesar adalah tuntutan Hamas agar IDF menarik diri dari koridor yang mereka buat di selatan Kota Gaza, yang mencegah kembalinya warga Palestina ke utara Jalur Gaza.
Poin penting lainnya adalah tuntutan Hamas agar fase berikutnya dari perjanjian tersebut, yang dapat mencakup pembebasan tentara, mencakup gencatan senjata permanen.
Perunding Israel yang dipimpin oleh direktur Mossad David Barnea bertemu pada hari Senin (18/3/2024) di Doha dengan mediator Qatar dan Mesir yang dipimpin oleh Perdana Menteri Qatar Mohammed Bin Abdulrahman al-Thani.
Sumber yang mengetahui langsung sesi pembukaan itu menyebut pembicaraan itu berjalan positif.
“Kedua belah pihak datang dengan sejumlah kompromi dan kemauan untuk bernegosiasi,” kata sumber itu.
Seorang pejabat senior Israel mengatakan tim perundingan Israel akan tinggal di Doha untuk melanjutkan perundingan rinci dengan mediator Qatar dan Mesir yang bergerak di antara para pihak yang berlokasi di bagian terpisah dari kompleks yang sama di Doha.
Pejabat itu mengatakan putaran perundingan saat ini bisa memakan waktu setidaknya dua minggu.
“Ini akan menjadi proses yang panjang, sulit dan rumit namun kami ingin mencoba dan mendapatkan kesepakatan,” katanya.
Kesepakatan mengenai penyanderaan ini menjadi isu politik di Israel karena mitra koalisi ultranasionalis Netanyahu keberatan dengan kesepakatan apa pun yang mencakup pembebasan massal tahanan Palestina dan dapat mengarah pada gencatan senjata permanen.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)