TRIBUNNEWS.COM - Koresponden Al Jazeera, Ismail al-Ghoul telah dibebaskan setelah diculik selama 12 jam oleh tentara Israel.
Tentara Israel menangkap Al-Ghoul ketika dirinya bersama kru dan wartawan lainnya berada di Rumah Sakit Al-Shifa pada Senin (18/3/2024).
Al-Ghoul dan kru lainnya saat itu sedang meliput serangan keempat tentara Israel di rumah sakit tersebut.
Namun saat meliput, kendaraan para kru dihancurkan oleh Israel dan Al-Ghoul diseret serta ditangkap.
Hal tersebut diungkapkan oleh rekannya dari Al Jazeera, Hani Mahmoud.
Mahmoud mengatakan Al-Ghoul tidak hanya ditangkap, namun juga dipukuli dan disiksa oleh IDF.
"Al-Ghoul disiksa, dipukuli dan ditahan oleh militer Israel bersama dengan anggota krunya di darat," katanya, dikutip dari Al Jazeera.
Setelah dibebaskan, Al-Ghoul membenarkan apa yang diceritakan oleh temannya.
Ia mengatakan IDF menangkap jurnalis yang berkumpul di sebuah ruangan yang digunakan oleh tim media.
Al-Ghoul juga menjelaskan IDF telah menelanjangi dan memaksa mereka untuk tengkurap dengan mata tertutup dan tangan diikat.
Namun ternyata tidak hanya Al-Ghoul yang mendapat perlakuan keji dari Israel, warga sipil yang berada di RS Al-Shifa juga disiksa dan oleh IDF.
Mengutip para saksi, Mahmoud menceritakan di antaranya, ada yang ditutup matanya dan tangannya diikat ke belakang.
Baca juga: Komandan Militer Israel yang Jadi Otak Penyerbuan RS Al-Shifa Tewas Mengenaskan Dihabisi Hamas
Setelah itu, mereka dipaksa masuk ke dalam truk militer dan dibawa ke lokasi yang tidak diketahui tujuannya.
Selain para kru yang bertugas, IDF diketahui juga menangkap lebih dari 80 warga Palestina, termasuk staf medis perempuan.