Skotlandia Putuskan Hubungan dengan Militer Israel, Bandara Terlarang Buat Pesawat Tempur IDF
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Skotlandia mengumumkan kalau mereka menangguhkan semua hubungan dengan Angkatan Udara Israel setelah mendapat kritik dari publik atas pendaratan pesawat militer Israel di Bandara Glasgow Prestwick selama perang Gaza.
Khaberni, mengutip surat kabar Skotlandia "The Scotsman" yang melansir pernyataan pemerintah Skotlandia, melaporkan kalau Bandara Glasgow Prestwick tidak akan berurusan dengan tentara Israel karena perang di Gaza.
Surat kabar tersebut mengindikasikan, sebuah pesawat Angkatan Udara Israel yang melakukan perjalanan antara Amerika Serikat dan Beersheba mendarat di Bandara Glasgow Prestwick, yang merupakan milik publik Skotlandia, pada bulan November tahun lalu.
Baca juga: Bantuan Militer AS Lama Datang, Israel Pakai Bom Tua Tahun 1953 ke Gaza
Selain pengumuman penangguhan hubungan militer dengan AU Israel, muncul juga seruan untuk mencegah semua pesawat Israel memasuki wilayah udara Inggris.
Anggota Parlemen Skotlandia Ross Greer berkata, “Sangat salah menggunakan bandara dengan cara ini,” menyerukan pemerintah Inggris untuk mencegah semua pesawat Israel memasuki wilayah udara yang dikontrolnya.
Greer berkata, “Kemungkinan besar pesawat yang mendarat di Prestwick ini membawa senjata untuk mengebom sekolah, rumah sakit, dan rumah,”.
Dia menambahkan, “Jumlah korban di Gaza di tangan tentara Israel tidak kurang dari 30.000 orang. , dan ini mungkin lebih kecil dari jumlah sebenarnya karena, sayangnya, Ribuan orang terkubur di bawah reruntuhan dan nasib mereka tidak diketahui.”
Siapkan Bantuan Kemanusiaan Rp 9,4 Miliar Buat Gaza
Pemerintah Skotlandia diketahui menjadi negara Eropa yang lantang menyuarakan pembelaan terhadap Palestina.
Mereka bahkan menjanjikan Gaza bantuan senilai 606.183 dolar Amerika atau senilai Rp 9,4 miliar.
Bantuan tersebut disalurkan oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai tanggapan terhadap eskalasi yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
"Koridor kemanusiaan harus dibuka untuk memungkinkan pasokan sampai ke mereka yang membutuhkan," kata Menteri Pertama Hamza Yousaf mengatakan dalam sebuah unggahan X, dilansir Middle East Monitor.
Diharapkan nantinya bantuan tersebut dapat menyokong kebutuhan pangan, kesehatan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi ratusan ribu orang.
Menanggapi keputusan untuk memberikan bantuan ke Gaza, Direktur Hubungan Eksternal dan Komunikasi UNRWA, Tamara Alrifai, menyebut penyaluran sumbangan ini merupakan tindakan yang sangat manusiawi.
Baca juga: Ukraina Mulai Evakuasi Warganya dari Gaza dan Israel