TRIBUNNEWS.COM - Jurnalis Al Jazeera menceritakan detik-detik ketika disekap oleh Zionis di Rumah Sakit Al Shifa pada Senin (18/3/2024).
Ismail Al-Ghoul, jurnalis Al Jazeera Arab berbicara kepada kanal YouTube Al Jazeera English tentang pengalamannya dalam tahanan Israel.
Al-Ghoul disekap selama 12 jam pada Senin (18/3/2024) pagi, jurnalis itu dipukuli habis-habisan sebelum akhirnya dibebaskan malam harinya.
Dia mengatakan kepada Al Jazeera bahwa IDF menyerbu RS Al Shifa saat fajar ketika pertempuran sengit berlangsung.
Zionis juga menangkap jurnalis lain yang berkumpul di sebuah ruangan yang digunakan untuk bekerja oleh tim media, menurut Al Jazeera.
"Mereka dipaksa berbaring tengkurap karena mata mereka ditutup dan tangan mereka diikat," urainya.
Tidak ada informasi yang dibagikan mengenai jumlah pasti jurnalis yang dibebaskan.
“Mereka dipukuli secara brutal oleh pasukan Israel, ditutup matanya dan ditahan,” kata seorang saksi mata kepada Anadolu.
Tentara Israel akan melepaskan tembakan untuk menakuti mereka jika ada gerakan.
Para jurnalis dilucuti pakaiannya dan ditempatkan di sebuah ruangan di dalam kompleks fasilitas medis, kemudian mereka dibawa untuk diinterogasi.
Setelah mengantri diinterogasi, seorang pria lanjut usia dibebaskan dari dalam RS Al Shifa.
Baca juga: Hari ke-165 Perang Israel-Hamas, Jurnalis Al Jazeera Ditahan 12 Jam dan Dipukuli IDF di RS Al Shifa
"Pria tua itu bahkan memerlukan bantuan untuk bisa meninggalkan kompleks tersebut," papar Al-Ghoul, seraya menambahkan bahwa dia dengan sukarela membantu pria tersebut dan dapat menemaninya hingga mereka berdua meninggalkan kompleks tersebut.
Menurut data Palestina, setidaknya 135 jurnalis telah tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober lalu.
Setelah Al-Ghoul dibebaskan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menghancurkan peralatan media.