Laporan Wartawan Tribunews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamp pengusian, Jabalia, Bait Lahia, Bait Hanoon, Shaikh Radwan dan Shojayah di Gaza Utara saat ini menjadi lokasi terparah sejak terjadinya penyerangan tentara Israel sejak 7 Oktober 2023 silam.
Berdasar laporan Relawan Internasional Networking for Humanitarian (INH) mengatakan, saat ini jalur Gaza bagian utara merupakan wilayah terparah, minim bantuan lantaran daerah tersebut telah hancur porak-poranda dan terisolir serta rawan dari ancaman maut.
"Hampir semua bangunan yang ada di lokasi tersebut rata dengan tanah, sementara bantuan kemanusiaan sangat minim yang masuk ke wilayah utara Gaza Utara,” kata Ibnu Hafidz Manager Program INH dalam keterangannya, Kamis (21/3/2024).
Baca juga: Alasan Israel Sangat Berambisi Lancarkan Invasi Darat ke Rafah, Kota Paling Selatan Gaza
Selain itu, angka kematian di Jalur Gaza bagian utara tergolong sangat tinggi dan rumah sakit dipenuhi pasien anak yang kelaparan dan kekurangan gizi akut.
"Saat ini bantuan lebih banyak masuk ke wilayah Gaza bagian selatan seperti di kawasan Raffa, Khan Younis dan daerah-daerah perbatasan Mesir." katanya.
Kondisi ini yang mendorong INH memberikan bantuan kemanusiaan merupakan hasil penggalangan dana dari masyarakat Indonesia kami salurkan ke titik-titik lokasi terparah sejak penyerangan tentara Israel yakni di Gaza Utara.
Bantuan kemanusiaan yang berhasil didistribusikan diantaranya, makanan hangat atau hot meal, bantuan musim dingin, uang tunai, air bersih siap minum, pakain untuk pengungsi dan paket sembako untuk keluarga korban perang dan genosida.
“Relawan terus bergerak cepat untuk bisa terus membantu pendistribusian makana dan logistik ke kamp-kamp pengungsian, seperti makanan siap saji yang kami masak dengan menggunakan kayu bakar karena minimnya bahan baku di sana,” imbuhnya.
Pada ramadan ini juga terus didistribusikan paket makanan siap saji untuk para pengungsi di wilayah Gaza Utara tersebut.
Sebelumnya, kantor kemanusiaan PBB sempat mengatakan mereka tidak dapat mengirimkan truk-truk bantuan ke utara Gaza lantaran perang di wilayah kantung yang terkepung tersebut berkecamuk. Bahkan PBB menyamakan Gaza Utara sebagai neraka dunia.