Teror Israel Sasar Pasukan UNIFIL di Lebanon Selatan, Giliran Tentara Italia Berdarah-darah
TRIBUNNEWS.COM - Dua sumber pemerintah Italia mengatakan pada Jumat (22/11/2024) kalau empat tentara Italia terluka dalam serangan terhadap markas besar Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) di kota Shamaa di selatan negara itu.
Salah satu sumber mengatakan kepada Reuters, “Empat tentara Italia terluka ringan dan nyawa mereka tidak dalam bahaya,” seraya menambahkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.
Baca juga: UNIFIL: Pasukan Penjaga Perdamaian Diberondong 30 Tembakan Orang-orang Tak Dikenal di Qallawiyah
Serangan ini diduga menjadi bagian dari serangkaian 'teror' yang dijalankan Israel untuk membuat pasukan UNIFIL angkat kaki dari perbatasan Lebanon-Israel (wilayah Palestina Utara yang diduduki).
Pasukan Sementara PBB UNIFIL, yang mencakup sekitar 10.000 tentara dari berbagai negara internasional, telah dikerahkan di Lebanon selatan sejak tahun 1978, dan bertugas memastikan penghormatan terhadap Garis Biru yang merupakan perbatasan antara Lebanon dan Israel sejak tahun 2000, berdasarkan demarkasi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dalam insiden-insiden sebelumnya, serangan-serangan ini disebut sengaja dilakukan Israel.
Bulan lalu, juru bicara UNIFIL mengatakan bahwa pasukan tersebut mencatat lebih dari 30 insiden pada bulan Oktober yang mengakibatkan kerusakan properti atau cedera pada pasukan penjaga perdamaian, sekitar 20 di antaranya disebabkan oleh tembakan atau tindakan Israel.
UNIFIL menekankan dalam pernyataannya bahwa "meskipun tekanan yang tidak dapat diterima diberikan pada misi melalui berbagai saluran, pasukan penjaga perdamaian akan terus melaksanakan tugas pemantauan dan pelaporan yang diberikan kepada mereka berdasarkan Resolusi 1701 PBB.
Israel Tuding UNIFIL Tak Berguna dan Lindungi Hizbullah
Israel memang tidak menginginkan kehadiran pasukan internasional di wilayah agresi mereka di Lebanon.
Menteri Energi Israel, Eli Cohen, mengatakan Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) sebagai pasukan yang tidak berguna.
Menurutnya, UNIFIL gagal melindungi warga Israel dari serangan Hizbullah dan menyerukan agar pasukan tersebut mundur saat pertempuran meningkat.
"Negara Israel akan melakukan apa saja untuk menjamin keselamatan warga negaranya, dan jika PBB tidak dapat membantu, setidaknya tidak boleh ikut campur, dan memindahkan personelnya dari zona pertempuran," kata Eli Cohen melalui akunnya di media sosial X pada Senin (14/10/2024).
Sebelumnya, UNIFIL melaporkan adanya serangan Israel pada Minggu (13/10/2024) kemarin ketika dua tank Israel menyerbu markas UNIFIL.
"Dua tank Merkava Israel menghancurkan gerbang utama salah satu pangkalan dan menyerbunya dengan paksa sebelum fajar pada hari Minggu," lapor Al Araby, mengutip pernyataan UNIFIL.