Setelah ledakan, otoritas Taliban mengepung area di luar bank dan melarang pekerja media mendekati lokasi tersebut.
“Tidak ada masalah seperti itu, dan orang-orang yang terluka tidak berada dalam kondisi serius; mereka mengalami luka ringan,” katanya dalam pesannya kepada wartawan.
Pemimpin Taliban Hibatullah Akhundzada tinggal di Kandahar, kota terbesar kedua di negara itu.
Jumlah ledakan bom dan serangan bunuh diri di Afghanistan telah menurun tajam sejak Taliban merebut kekuasaan pada Agustus 2021, menggulingkan pemerintah yang didukung Amerika Serikat.
Namun, sejumlah kelompok bersenjata – termasuk cabang regional ISIS – masih menjadi ancaman.
Beberapa ledakan telah dilaporkan terjadi di Afghanistan sejak dimulainya bulan suci Ramadhan pada 11 Maret, namun hanya sedikit yang telah dikonfirmasi oleh pejabat Taliban.
Kuasa Usaha AS untuk Afghanistan, Karen Decker, mengutuk “semua tindakan teror” dalam sebuah postingan di X, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban.
“Rakyat Afghanistan harus bisa menjalankan Ramadhan dengan damai dan tanpa rasa takut,” katanya.
Cabang regional ISIS memiliki sejarah menargetkan muslim Syiah yang mereka anggap sesat, namun juga merupakan saingan Taliban.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)