TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
7 awak kapal Indonesia tewas dalam insiden tenggelamnya kapal tanker MT Keoyoung Sun di perairan lepas barat pantai Jepang di Perfektur Yamaguchi.
Kapal tanker pengangkut 980 ton bahan kimia asam akrilat itu diawaki 11 orang, 8 di antaranya dari Indonesia.
Sementara itu, perang masih berkecamuk di Jalur Gaza.
Ada sejumlah negara yang masih mengirimkan ekspor senjatanya ke Israel, ada pula yang sudah memutuskan untuk berhenti.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Sebelum Terbalik, Kapal Tanker MT Keoyoung Sun Sempat Miring, 7 Awak Kapal Indonesia Tewas
Kapal tanker berbendera Korea Selatan yang diawaki pelaut Indonesia, MT Keoyoung Sun, sempat miring posisinya sebelum kemudian terbalik dan tenggelam di perairan lepas barat pantai Jepang di Perfektur Yamaguchi, Rabu, 20 Maret 2024.
Kapal tanker pengangkut 980 ton bahan kimia asam akrilat ini diawaki 11 orang, dengan rincian 2 warga Korea Selatan, 1 warga China sebagai koki kapal dan 8 pelaut asal Indonesia.
Menurut CBS News mengutip keterangan pihak berwenang Jepang, sedikitnya 8 orang awak kapal tewas dalam insiden tenggelamnya MT Keoyoung Sun ini. Satu awak kapal selamat dan 2 awak kapal lainnya tidak diketahui nasibnya.
Penjaga Pantai Jepang mengatakan, sebelum kapal tenggelam, mereka menerima panggilan darurat dari kapal tanker MT Keoyoung Sun.
Awak kapal mengabarkan posisi kapal tersebut miring saat sedang mencari perlindungan dari cuaca buruk di dekat Pulau Mutsure Jepang, sekitar 620 mil dari Tokyo di barat daya Jepang.
Baca juga: Houthi Tak Serang Kapal Rusia dan China di Laut Merah, Ternyata Ada Imbalannya
2. Daftar Negara yang Setop atau Masih Kirim Senjata ke Israel, Kanada Umumkan Berhenti
Kanada akan menghentikan semua pengiriman senjata ke Israel, ujar Menteri Luar Negeri Melanie Joly pada hari Selasa (19/3/2024).
“Ini adalah hal yang nyata,” kata Joly kepada surat kabar Toronto Star.
Kanada mengikuti langkah Belanda, Jepang, Spanyol, dan Belgia dalam menangguhkan penjualan senjata ke Israel.
Banyak negara lain mengatakan mereka tidak akan lagi membeli senjata Israel.
Namun, beberapa negara Barat masih memasok senjata mematikan ke Israel meskipun jumlah korban jiwa di Jalur Gaza sangat tinggi dan bencana kelaparan diprediksi akan segera terjadi.
Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel, telah memasok sebagian besar peralatan pertahanan, termasuk bom penghancur bunker seberat 2.000 pon.
Paket bantuan militer senilai $14 miliar juga sedang menunggu persetujuan akhir dari Kongres AS.
Bahkan sebelum dimulainya perang pada bulan Oktober lalu, AS dengan tegas mendukung Israel dengan memasok peralatan militer.
Amerika menyumbangkan $3 miliar setiap tahunnya dalam bentuk bantuan militer.
3. Getol Bantu Ukraina Lawan Rusia, Negara-Negara NATO Bingung Penuhi Target Anggaran & Atasi Defisit
Sejumlah negara Eropa yang menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dilaporkan kesusahan memenuhi anggaran pertahanan yang disyaratkan NATO.
Menurut lembaga riset asal Jerman bernama Ifo Institute, negara-negara NATO itu turut mengalami defisit APBN.
Ifo Institute menyebut, negara-negara itu harus mengeluarkan tambahan uang sebesar 56 miliar euro atau sekitar Rp958 triliun guna memenuhi target anggaran pertahanan yang setara dengan 2 persen nilai produk domestik bruto (PDB).
Baca juga: Demi Bantuan ke Ukraina, Uni Eropa Sita Keuntungan Investasi Rusia
Kata lembaga itu, ada sejumlah negara NATO yang utangnya mencapai hingga setara 100 persen PDB masing-masing.
Jerman diperkirakan akan mengalami defisit APBN hingga 17 miliar euro pada tahun 2024.
Sementara itu, Spanyol, Italia, dan Belgia secara berturut-turut mengalami defisit 11 miliar euro, 10,8 miliar euro, dan 4,6 miliar euro.
“Negara-negara dengan tingkat utang tinggi dan biaya bunga tinggi tak punya ruang untuk meningkatkan utangnya, jadi satu-satunya jalan nyata ialah mengurangi anggaran dalam bidang lainnya,” kata ekonom Marcel Schlepper, dikutip dari Sputnik News.
4. 3 Staf Rumah Sakit London Diperiksa karena Diduga Mencoba Mengintip Rekam Medis Kate Middleton
Tiga staf rumah sakit London diselidiki karena diduga mencoba mengakses rekam medis Kate Middleton, NY Post melaporkan.
Rumah sakit itu adalah tempat di mana Kate menjalani operasi perut pada Januari lalu.
Tiga staf di London Clinic menghadapi tindakan disipliner setelah mereka dicurigai mengakses rekam medis Putri Wales dan mungkin menyebarkan informasi itu dengan orang lain, menurut ITV.
“Tidak ada tempat di rumah sakit kami bagi mereka yang dengan sengaja melanggar kepercayaan pasien atau kolega kami,” kata Al Russell, kepala eksekutif London Clinic, dalam sebuah pernyataan.
“Kami sangat bangga dengan perawatan dan kebijaksanaan luar biasa yang ingin kami berikan kepada semua pasien yang menaruh kepercayaan mereka kepada kami setiap hari."
“Kami memiliki sistem untuk memantau pengelolaan informasi pasien dan, jika terjadi pelanggaran, semua langkah investigasi, peraturan, dan disipliner yang sesuai akan diambil.”
Kate Middleton, istri dari Putra Mahkota kerajaan Inggris Pangeran William, menjadi sorotan dunia akhir-akhir ini.
Semua bermula saat Kate Middleton menjalani operasi perut, tetapi tidak dijelaskan operasi seperti apa yang dimaksudkan.
(Tribunnews.com)