"ISIS-K tidak hanya menghadapi kelas berat regional tetapi juga menggarisbawahi relevansi politik dan jangkauan operasionalnya ke level global," jelasnya.
Sementara, dikutip dari Aljazeera, analisis militer asal Turki, Murat Aslan mengatakan alasan ISIS menyerang Rusia karena ideologinya dalam hal memilih target.
"Pertama-tama, Rusia berada di Suriah dan berperang melawan Daesh (ISIS) seperti Amerika Serikat. Itu berarti mereka melihat negara-negara seperti itu sebagai musuh," ujarnya.
Tak hanya itu, ISIS juga dinilai telah menganggap Rusia musuh lantaran adanya hubungan dengan Taliban.
Kugelman menyebut ISIS menganggap Taliban sebagai musuh bebuyutan meskipun sama-sama menganut aliran Islam sunni garis keras.
"Motivasi ISIS saat ini yang paling kuat unutk menyerang Rusia adalah faktor Taliban. Taliban adalah saingan berat ISIS, dan ISIS memandang Rusia sebagai teman Taliban," tuturnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)