TRIBUNNEWS.COM - Para pejabat Israel mengatakan Israel menyetujui saran dari Amerika Serikat (AS) untuk kemungkinan pertukaran 700-800 warga Palestina yang ditahan di penjara dengan 40 sandera di Jalur Gaza.
"Jika berhasil, pertukaran ini akan menjadi bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi AS untuk menghentikan pertempuran antara Israel dan Hamas, yang telah memasuki bulan kelima," lapor Channel12 Israel, Senin (25/3/2024).
Jumlah warga Palestina yang akan dibebaskan itu termasuk 100 orang yang ditangkap Israel karena kasus pembunuhan.
"Saat ini, kami merasa 50/50 mengenai peluang untuk mencapai kesepakatan," kata seorang pejabat Israel yang dirahasiakan identitasnya.
Proposal itu diajukan oleh Direktur CIA, Bill Burns, yang melibatkan pertukaran dari kedua pihak.
Namun, kesepakatan lain dalam proposal itu belum tercapai, termasuk isu pengiriman bantuan dan penempatan militer Israel di Jalur Gaza.
Israel juga dikabarkan akan membahas izin pengungsi Palestina untuk kembali ke Jalur Gaza utara.
Kemungkinan besar laki-laki tidak akan diizinkan untuk kembali ke Jalur Gaza utara, seperti diberitakan The Times of Israel.
Sementara itu, Hamas belum menanggapi usulan tersebut.
Sebelumnya, juru bicara Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas), Abu Ubaida, mengatakan pertukaran tahanan adalah komitmen mereka.
Dalam pidatonya pada Sabtu (23/3/2024) malam, Abu Ubaida mengumumkan terbunuhnya satu sandera Israel akibat kekurangan obat dan makanan.
Baca juga: Krisis Obat dan Makanan, Seorang Sandera Israel Tewas di Jalur Gaza
Abu Ubaida lalu menegaskan Israel harus segera menyetujui kesepakatan pertukaran sandera dan gencatan senjata permanen.
“Harga yang akan kami ambil sebagai ganti 5 atau 10 sandera hidup adalah harga yang sama dengan yang akan kita ambil sebagai ganti semua tahanan (Palestina)," kata Abu Ubaida, dikutip dari Al Mayadeen.
Namun, menurutnya itu hanya bisa tercapai jika tentara Israel tidak melakukan pengeboman yang membunuh para sandera di Jalur Gaza.