Sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, AS telah “meninggalkan” posisi sebelumnya yang secara langsung menghubungkan gencatan senjata dengan pembebasan sandera.
“Sayangnya, Amerika Serikat tidak memveto resolusi baru tersebut,” katanya.
Pernyataan itu mengatakan, hal ini merugikan upaya pembebasan sandera karena memberikan harapan kepada Hamas bahwa mereka dapat menggunakan tekanan internasional terhadap Israel untuk mencapai gencatan senjata tanpa membebaskan para tawanan.
Dikatakan juga bahwa Netanyahu telah memutuskan untuk membatalkan pertemuan antara delegasi Israel dan pejabat AS di Washington yang dijadwalkan pada minggu ini.
Menteri Pertahanan Israel mengatakan, Israel tidak akan menghentikan perang di Gaza selama para sandera masih ditahan di sana.
Baca juga: Hamas Komentari Resolusi DK PBB soal Gencatan Senjata selama Ramadhan
Di sisi lain, perwakilan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menyambut baik resolusi tersebut.
Namun, Mansour mengatakan resolusi tersebut sudah terlambat.
“Dibutuhkan waktu enam bulan, lebih dari 100.000 warga Palestina terbunuh dan cacat, dua juta orang mengungsi, dan kelaparan, hingga dewan ini akhirnya menuntut gencatan senjata segera," tegas Mansour.
Sebagai informasi, dalam pemungutan suara DK PBB pada hari Senin, AS abstain.
Sementara 14 anggota lainnya memberikan suara mendukung.
AS sebelumnya telah memblokir resolusi yang menyerukan gencatan senjata, dengan mengatakan bahwa langkah tersebut adalah tindakan yang salah, sementara negosiasi yang rumit untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera terus berlanjut antara Israel dan Hamas.
Namun, pada Kamis (21/3/2024), mereka mengajukan rancangannya sendiri, yang untuk pertama kalinya menyerukan gencatan senjata, yang menandai semakin kuatnya sikap mereka terhadap Israel.
Baca juga: Sekjen PBB: Kondisi Rafah Serba Kekurangan, Ini Waktunya Dunia Banjiri Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Update Perang Israel-Hamas
Dikutip dari Al Jazeera, para pemimpin di seluruh dunia menyambut baik resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza, sementara Sekjen PBB Guterres mengatakan hal itu harus dilaksanakan.
Sebuah laporan yang dibuat oleh pelapor PBB untuk Palestina mengatakan, ada “alasan yang masuk akal” untuk meyakini bahwa ambang batas telah dipenuhi untuk tindakan genosida oleh Israel di Gaza.