Hasil Survei Maariv: Jika Pemilu Israel Digelar Hari Ini, Benny Gantz Lampaui Suara Netanyahu 45 persen berbanding 38%
TRIBUNNEWS.COM - Hasil survei yang diterbitkan oleh surat kabar Israel, Maariv terkait pemilihan umum mendatang di negara pendudukan tersebut menunjukkan pemimpin gerakan "Kamp Negara" Israel, Benny Gantz mampu mengungguli perolehan suara pemimpin Partai Likud dan Perdana Menteri Israel saat ini Benjamin Netanyahu,
Hasil survei itu menunjukkan, hanya 38 persen peserta jajak pendapat yang menyatakan akan tetap mendukung Netanyahu sebagai kepala pemerintahan Israel.
Adapun Benny Gantz telah mengumpulkan dukungan dari 45 persen pemilih Israel, melampaui Netanyahu.
Baca juga: Ngambek Netanyahu ke AS Kelar: IDF Segera Serbu Rafah, Israel Beli 40 Ribu Tenda dari China
"Hal ini menyoroti meningkatnya oposisi Israel terhadap pemerintahannya," tulis laporan tersebut.
Benny Gantz disebutkan sebenarnya adalah seorang menteri yang tidak memiliki portofolio dalam pemerintahan koalisi yang lebih besar.
Meski begitu, Gantz merupakan satu di antara pilar utama dalam kabinet perang yang beranggotakan lima orang.
Catatan penting lainnya, Benny Gantz telah lama berselisih dengan koalisi yang berkuasa.
"Gerakan "Kamp Negara" Gantz bergabung dengan pemerintah koalisi tepat setelah tanggal 7 Oktober untuk memastikan kebulatan suara dalam pengambilan keputusan dalam kabinet perang dan menghentikan keputusan yang dianggap tidak menguntungkan oleh partai," tulis laporan tersebut menjelaskan latar belakang koalisi yang diikuti gerakan pimpinan Gantz tersebut.
Menurut Maariv, jika pemilihan umum dini diadakan hari ini, Gerakan “Kamp Negara” akan mengambil lompatan besar dalam perwakilan legislatif, memperoleh 27 kursi di Knesset Israel, sementara Partai Likud Netanyahu diperkirakan hanya akan memperoleh 13 kursi.
Baca juga: Maut Menanti Israel di Rafah, Bersiap Hadapi Terowongan Maut, Ruang Komando, Markas Rahasia Hamas
Artinya, gerakan "Kamp Negara" Gantz, yang mencakup beberapa partai politik sayap kanan, diperkirakan akan meraih 33 kursi, sedangkan Likud diperkirakan hanya akan meraih 19 kursi.
Namun, kepergian Gideon Sa'ar dan partai Harapan Baru dari Gerakan "Kamp Negara" baru-baru ini mungkin memiliki dampak tersendiri pada aksesi Gantz ke jabatan perdana menteri.
"Faktanya, partai Sa'ar merupakan sepertiga dari aliansi "Kamp Negara" yang asli dalam hal keterwakilan di Knesset," tambah laporan tersebut.
Meskipun demikian, laporan media Israel menngatakan kalau Benny Gantz telah melakukan sejumlah langkah politik, memajukan ambisinya untuk menjadi perdana menteri di entitas pendudukan.
Langkah politik paling kontroversial adalah perjalanan tidak sah yang ia lakukan ke Amerika Serikat, di mana ia bertemu dengan beberapa pejabat tinggi AS.
Baca juga: Kabinet Perang Pecah! Netanyahu Perintahkan Kedubes Israel di AS Agar Tak Ladeni Benny Gantz
"Pada saat yang sama, salah satu pemimpin "Kamp Negara" telah menolak untuk bertemu dengan perwakilan Yahudi Ultra-Ortodoks dan Partai Shaz yang berhaluan sayap kanan untuk menetapkan kerangka kerja bagi undang-undang wajib militer yang diperlukan," tambah laporan tersebut.
Baca juga: Mati-matian Bela Yahudi Ultra-ortodoks, Netanyahu Ancam Para Menteri Israel Soal RUU Haredi
Perlu dicatat bahwa Gantz, seperti penjahat perang lainnya dalam politik Israel, menjabat sebagai Kepala Staf pasukan pendudukan Israel, adalah Menteri Keamanan antara tahun 2020 dan 2022, dan menjabat sebagai Perdana Menteri pengganti dalam pendudukan Israel selama sekitar satu tahun. tahun.
(oln/almydn/khbrn/*)