TRIBUNNEWS.COM -- Perang yang melanda negeri Ukraina menambah permasalahan demografi negeri itu.
Bukannya pertumbuhan penduduknya tak terkendali, negerinya Volodymyr Zelensky tersebut justru tak bisa mengendalikan semakin berkurangnya pendudukn.
Ukraina saat ini disebut sebagai negara dengan tingkat kesuburan paling rendah di dunia.
Baca juga: Terus Dibombardir, Ukraina Mengaku Telah Mentok Pasukan Tak Bisa Menyerang Hanya Mampu Bertahan
Tingkat kesuburan total di Ukraina jumlah rata-rata bayi per wanita usia subur, saat ini adalah 0,7 atau terendah di dunia.
Presiden Volodymyr Zelensky pun gelisah dengan kenyataan yang menimpa warganya tersebut.
Invasi Rusia ke negeri itu semakin memperparah tingkat kelahiran warga Ukraina.
“Kita tidak hanya membutuhkan insentif finansial, karena menurut pendapat saya, finansial membantu, namun tidak merangsang kelahiran selama perang,” kata Zelensky.
Ia mengatakan masalah krisis demografi tersebut saat bertemu dengan para pelajar di Sumy, sebuah kota dekat perbatasan dengan Rusia.
Saat itu ada yang bertanya kepadanya apakah ada rencana untuk mendukung orang tua baru secara finansial.
“Tolong, ya. Namun dalam hal kelahiran, menurut saya yang terpenting adalah masalah keamanan,” ujarnya menambahkan.
Zelensky menambahkan, pemerintah harus menempatkan tempat perlindungan serangan udara di sekolah-sekolah dan taman kanak-kanak.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-764: Kharkiv Dibom Rusia, Zelensky Ngamuk
Angkatan bersenjata juga mesti mendapatkan “teknologi terbaru dalam hal pertahanan udara” dari mitra asing, memproduksinya di dalam negeri.
Namun Zelensky berpendapat bahwa akan terjadi “baby boom” setelah konflik berakhir.
"Jutaan warga Ukraina yang meninggalkan negaranya kembali dari luar negeri yakin akan hari esok dan masa depan Ukraina yang lebih baik,” ujarnya.