Sementara itu, beberapa sekutu terdekat Israel, termasuk Amerika Serikat, mengutuk kematian tersebut, yang menyebabkan World Central Kitchen dan badan amal lainnya menghentikan pengiriman makanan ke warga Palestina yang berada di ambang kelaparan.
Siprus, yang memainkan peran penting dalam membangun koridor maritim, mengatakan kapal-kapal yang tiba pada hari Senin akan kembali ke negara kepulauan Mediterania tersebut dengan membawa sekitar 240 ton bantuan yang belum terkirim.
Namun, pihaknya juga mengatakan pengiriman melalui laut akan terus berlanjut.
Kini, Israel menghadapi isolasi yang semakin besar seiring dengan meningkatnya kecaman internasional terhadap serangannya di Gaza.
Pada hari yang sama dengan serangan udara mematikan tersebut, Israel menimbulkan lebih banyak ketakutan dengan menyerang konsulat Iran di Damaskus dan membunuh dua Jenderal Iran.
Baca juga: Israel Bunuh Pekerja WCK di Gaza, Inggris Marah Besar, AS Sedih & Hati Joe Biden Hancur
Update Perang Israel-Hamas
Diberitakan Al Jazeera, Israel terus memblokir Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) untuk membawa makanan dan bantuan lainnya ke Gaza utara.
Kecaman dari seluruh dunia meningkat ketika militer Israel dituduh dengan sengaja menargetkan staf amal yang membawa makanan untuk ribuan warga Palestina di Gaza yang menghadapi kelaparan yang akan segera terjadi.
Laporan PBB-Bank Dunia memperkirakan kerusakan infrastruktur di Jalur Gaza mencapai $18,5 miliar dalam empat bulan pertama serangan dahsyat Israel.
Sekretaris Jenderal PBB Guterres mengatakan serangan Israel yang menewaskan tujuh staf World Central Kitchen membuat jumlah pekerja bantuan yang terbunuh di Gaza menjadi 196 – termasuk lebih dari 175 staf PBB.
Setidaknya 32.975 warga Palestina telah tewas dan 75.577 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang dan puluhan orang masih ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel