News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

AS Muak, Ancam Ubah Haluan jika Israel Terus Bom Warga dan Staf Bantuan di Gaza

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan). -- AS mengancam akan mengubah kebijakannya jika Israel tetap menargetkan warga sipil dan staf bantuan di Gaza.

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengatakan AS akan mengubah kebijakannya terkait dukungannya terhadap Israel jika Israel tidak menerapkan langkah-langkah untuk melindungi warga sipil dan pekerja bantuan di Jalur Gaza.

AS berharap Israel segera mengumumkan langkah-langkah yang akan mereka terapkan selanjutnya.

Hal ini menyusul peringatan Presiden AS Joe Biden yang marah kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, setelah tentara Israel menembakkan rudal ke mobil staf World Central Kitchen di Jalur Gaza, yang membunuh 7 orang di dalamnya, pada Senin (1/4/2024) malam.

“Jika kami tidak melihat perubahan yang diperlukan di Gaza, maka akan terjadi perubahan dalam kebijakan kami,” kata Antony Blinken memperingatkan Israel, dalam pertemuan dengan menteri luar negeri NATO di Brussels, Belgia, Kamis (4/4/2024).

Antony Blinken mengutuk keras pembunuhan 7 staf World Central Kitchen akibat pemboman Israel dan menggambarkan para korban sebagai pahlawan yang memperjuangkan kemanusiaan di Jalur Gaza.

“Kami berharap Israel segera mengumumkan langkah-langkah konkrit, rinci dan terukur untuk melindungi warga sipil dan pekerja bantuan kemanusiaan,” kata Antony Blinken, dikutip dari Maan News.

Dia menekankan bahwa serangan terhadap staf World Central Kitchen bukanlah yang pertama, namun harus menjadi yang terakhir, dan menekankan perlunya meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Joe Biden Marahi Netanyahu

Menyusul pembunuhan 7 staf World Central Kitchen, Presiden AS, Joe Biden, menelepon Perdana Menteri Israel, Netanyahu, untuk memberi peringatan.

Menurut sumber politik Otoritas Penyiaran Israel, Joe Biden menekankan bahwa dukungan AS untuk Israel selanjutnya akan bergantung pada langkah-langkah Israel untuk melindungi warga sipil di Jalur Gaza.

Disebutkan, Joe Biden mendesak Israel untuk segera mencapai gencatan senjata dengan gerakan Palestina, Hamas.

Baca juga: Israel Bunuh 7 Staf World Central Kitchen, Australia-Spanyol: Dalih Netanyahu Tak Bisa Diterima

Sementara itu, Gedung Putih mengatakan nada keras dari Joe Biden selama percakapan itu mencerminkan rasa frustasi yang semakin meningkat terhadap Israel yang dinilai gagal melindungi warga sipil.

"Joe Biden juga meminta Netanyahu – selama panggilan tersebut – untuk mengumumkan dan menerapkan serangkaian langkah spesifik, konkrit, dan terukur untuk mengatasi kerugian sipil, penderitaan manusia, dan keselamatan pekerja bantuan,” menurut pernyataan Gedung Putih.

Sebelumnya, Israel menargetkan mobil World Central Kitchen di Kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah pada Senin (1/4/2024) malam.

Israel meluncurkan drone yang menembakkan tiga rudal ke mobil yang ditumpangi tujuh staf tersebut.

Mereka yang dibunuh dalam serangan itu adalah Saifeddin Issam Ayad Abutaha (25) dari Palestina; tiga korban dari Inggris yaitu John Chapma (57), James "Jim" Henderson (33), dan James Kirby (47); Damian Sobol (35) dari Polandia; Jacob Flickinger (33) dari AS dan Kanada; dan Lalzawmi "Zomi" Frankcom (43) dari Australia, dikutip dari ABC News.

Jumlah Korban

Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 33.037 jiwa dan 75.668 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (5/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, ada kurang lebih 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini