News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kedutaan Israel di Seluruh Dunia Kini di Ujung Tanduk, Tak Ada yang Aman dari Serangan Iran

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas kepolisian Stockholm terlihat melakukan pengamanan di luar kedutaan Israel, Rabu 31 Januari 2024 setelah adanya ancaman serangan

TRIBUNNEWS.COM - Kedutaan Besar (Kedubes) Israel di seluruh dunia disebut berada dalam bahaya.

Bahaya ini muncul karena Iran tengah mempersiapkan serangan balasan terhadap Israel.

Sebelumnya, Israel menyerang Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah, pada hari Senin, (1/4/2024).

Serangan itu menewaskan belasan orang, salah satunya jenderal Iran yang bernama Mohammad Reza Zahedi.

Kini di tengah ancaman serangan balasan Iran, Israel ketar-ketir karena kedubesnya bisa menjadi target.

Jenderal Yahya Rahim Safavi yang menjabat sebagai penasihat militer Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei menegaskan bahwa tidak ada satu pun Kedubes Israel yang aman.

"Bayang-bayang ketakutan dan teror di atas tanah pendudukan, dan Zionis melihat hantu maut dalam mimpinya tiap hari," kata Safavi dikutip Iran International yang mengutip kantor berita Tasnim.

Adapun saat di Iran dilaporkan tengah terjadi perdebatan mengenai bagaiman cara Iran akan melancarkan serangan balasan ke Israel.

Khamenei disebut menghadapi dilema politik. Dia dihadapkan kepada dua pilihan.

Pilihan pertama ialah melancarkan serangan besar yang berisiko memunculkan perang besar. Perang itu bahkan mungkin melibatkan Amerika Serikat (AS).

Pilihan kedua ialah menahan diri dan mencari alternatif lain.

Baca juga: Israel Menyelesaikan Persiapan untuk Kemungkinan Perang dengan Iran, Kata Menteri Pertahanan Israel

Jika Iran enggan melancarkan serangan, proksi-proksi Iran dan kaum oposisi di dalam negeri bisa melihatnya sebagai tanda kelemahan pemerintah Iran.

Safavi menyebut sudah ada 28 kedutaan dan konsulat milik Israel yang ditutup sementara karena adanya ancaman dari Iran dan proksinya.

"Penutupan itu terjadi karena rasa takut, dan itu berarti bahwa melawan rezim brutal itu adalah hak yang legal dan sah," ujarnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini