TRIBUNNEWS.COM - Dinas Keamanan Rusia (FSB) mengungkap peran koordinator para teroris dalam penembakan massal di Crocus City Hall, Moskow, yang terjadi pada Jumat (22/3/2024) lalu.
Salah satu terdakwa mengatakan, seorang pria bernama Saifullo menghubungi mereka dan menjanjikan masing-masing satu juta rubel.
“Saifullo menyuruh kami pergi ke Ukraina, ke Kyiv. Mereka akan memberi kami satu juta rubel di sana,” kata salah satu terdakwa saat diinterogasi dalam video yang ditayangkan Channel One, Senin (8/4/2024).
Terdakwa lain mengatakan ada bantuan yang dijanjikan kepada mereka ketika melintasi perbatasan Ukraina.
“Kami pergi ke Kyiv, di mana kami harus menunggu uang - masing-masing satu juta rubel. Saifullo mengatakan orang-orang akan menunggu kami di perbatasan Ukraina yang akan membantu kami melintasi perbatasan dan sampai ke Kiev. <...> [Koordinator memberi tahu mereka]: "Hubungi saya, nanti saya akan beri tahu Anda apa yang harus dilakukan"," katanya.
Sebelumnya, empat tersangka penembakan massal itu hendak kabur ke Ukraina.
Menurut penyelidik, para tersangka melintasi jalan raya M3 yang mengarah ke perbatasan dengan Ukraina.
Namun akhirnya dicegat sekitar 140 km (87 mil) dari wilayah Sumy di Ukraina.
Tersangka Shamsidin Fariduni mengatakan mereka telah diberitahu untuk meninggalkan mobil di dekat perbatasan dan kemudian menghubungi petugas mereka untuk mendapatkan instruksi lebih lanjut tentang cara menyeberang ke Ukraina.
Pejabat Rusia sebelumnya menyatakan jendela untuk melintasi perbatasan telah diatur di sisi Ukraina.
Kemarin, FSB mengklaim pihak Ukraina telah melakukan “aktivitas ranjau” di dekat desa Chuykovka dan Sopych, dan menunjukkan dua kemungkinan rute pelarian, seperti diberitakan TASS.
Baca juga: Rusia Tangkap 3 Agen Teroris dalam Penembakan di Moskow, Klaim Ada Jejak Ukraina
Menurut penyelidik, para tersangka diperkirakan akan menghancurkan kendaraan mereka dan melintasi perbatasan dengan berjalan kaki, menggunakan hutan sebagai tempat berlindung.
Awal pekan ini, Komite Investigasi Rusia mengatakan gambar pria pro-Ukraina telah ditemukan di ponsel salah satu tersangka.
Penembakan di Moskow
Sebelumnya, empat pria bersenjata menembaki orang-orang di Crocus City Hall, Moskow pada Jumat (22/3/2024) malam.
Mereka membunuh lebih dari 145 orang dan melukai lebih dari 500 orang.
Kemudian, para tersangka membakar gedung tersebut.
Kelompok jihad Negara Islam Provinsi Khorasan (ISIS-K) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Namun Kepala FSB, Aleksandr Bortnikov, mengatakan ISIS-K mungkin bukanlah dalang utama.
Ia berpendapat bahwa Amerika Serikat, Inggris, dan Ukraina mungkin juga terkait dengan serangan tersebut, dan mungkin menggunakan ISIS-K sebagai proksi melawan Rusia.
Presiden Rusia, Vladimir Putin juga menuduh Ukraina terlibat dalam serangan tersebut.
Sementara itu, Ukraina dan negara-negara yang dituduh oleh Rusia membantah terlibat dalam serangan di Moskow.
"Hari ini, Putin kembali berbicara pada dirinya sendiri, dan hal itu kembali disiarkan di televisi. Sekali lagi, dia menuduh Ukraina. Makhluk yang sakit dan sinis. Semua orang baginya adalah teroris, kecuali dirinya sendiri," kata Zelensky, Selasa (26/3/2024), dikutip dari Ukrainska Pravda.
Zelensky mengatakan tuduhan tersebut tidak bisa dibuktikan oleh Putin dan pejabat Rusia lainnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)