TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir pada Senin (8/4/2024) mengancam akan menggulingkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dari pemerintahannya jika perang di Gaza diakhiri tanpa menyerang Rafah.
Termasuk juga, tujuan Ben-Gvir adalah untuk mengalahkan Hamas.
“Jika Perdana Menteri (Netanyahu) memutuskan untuk mengakhiri perang tanpa melakukan serangan besar-besaran terhadap Rafah untuk mengalahkan Hamas, dia tidak akan memiliki mandat untuk terus menjabat sebagai Perdana Menteri,” tulis Ben-Gvir di X.
Tekanan publik semakin meningkat di Israel agar Netanyahu mencapai kesepakatan dengan kelompok Perlawanan Palestina.
Salah satunya pembebasan sandera, mengutip Palestine Chronicle.
Dalam hal ini ribuan orang Israel sampai melakukan protes di jalanan.
Di sisi lain dalam invasi ke Rafah, Israel diyakini telah mempersiapkan pasukannya.
Brigade militer Israel yang ditempatkan di kota selatan Khan Younis, mundur pada hari Minggu, digambarkan oleh Tel Aviv sebagai bagian dari persiapan untuk kemungkinan operasi lebih lanjut, khususnya di Rafah.
Diketahui sebelumnya Benjamin Netanyahu mengatakan tanggal telah ditetapkan untuk invasi darat ke kota Rafah di Gaza selatan.
"Itu akan terjadi. Ada tanggalnya,” kata Netanyahu dalam pernyataan video pada hari Senin.
Pernyataannya bertepatan dengan putaran terakhir perundingan gencatan senjata di Kairo, Mesir.
Baca juga: Hari Ke-187 Perang Israel-Hamas: Warga Palestina Rayakan Lebaran di Tengah Dengungan Drone di Langit
Dalam perundingan tersebut gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, mengatakan posisi Israel tetap keras kepala.
Update Jumlah Korban di Gaza
Israel masih terus melancarkan serangan militer mematikan terhadap Jalur Gaza hingga warga sipil Palestina terus menjadi korban.
Lebih dari 33.300 warga Palestina telah terbunuh, termasuk wanita dan anak-anak.
Dan hampir 76.000 orang terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok, mengutip Anadolu Agency.
Perang Israel, yang kini memasuki hari ke-186, telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan.
Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)