News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Gunakan Senjata Kimia Melawan Pasukan Ukraina, Ciptakan Kepanikan sebelum Lancarkan Serangan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Granat gas air mata genggam K-51 yang dibawa oleh drone. Foto diambil pada tahun 2022 di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina.

TRIBUNNEWS.COM - Rusia melancarkan serangan hariannya terhadap Ukraina dengan menggunakan senjata kimia terlarang, The Telegraph melaporkan.

Laporan tersebut, yang mengutip pasukan garis depan Ukraina, mengatakan pasukan Rusia menggunakan senjata kimia untuk menciptakan kepanikan sebelum melancarkan serangan terhadap posisi Ukraina.

Dikatakan bahwa Rusia menggunakan drone untuk menjatuhkan granat berisi gas CS atau yang biasa dikenal dengan gas air mata.

Gas CS merupakan bahan kimia yang penggunaannya dalam perang dilarang berdasarkan Konvensi Senjata Kimia.

Komandan tim pengintai Ukraina yang ditempatkan di dekat kota garis depan Chasiv Yar di Donetsk, Ukraina timur, mengatakan kepada The Telegraph bahwa pasukan Rusia kesulitan mengusir pasukan Ukraina dengan menggunakan artileri, sehingga mereka menggunakan gas beracun.

“Naluri pertama mereka adalah keluar,” kata komandan tersebut, bernama Ihor, mengenai pasukannya yang menjadi sasaran serangan tersebut.

Itu artinya, tentara Ukraina kemudian dapat diserang oleh senjata lain setelah Rusia berhasil mengacaukan formasi.

Seorang ahli senjata kimia, Marc-Michael Blum, memverifikasi bahwa granat yang digunakan Rusia di medan perang adalah tabung gas CS, demikian laporan The Telegraph.

Laporan tersebut juga mengutip klaim yang belum diverifikasi bahwa Rusia menggunakan bahan kimia yang lebih mematikan, termasuk klorin, kloropikrin, dan hidrogen sianida, yang semuanya dapat berakibat fatal.

Anggota Angkatan Darat A.S. menjalani uji Kamar Gas CS (gas air mata) sebagai bagian dari pelatihan mereka di Fort Benning, GA. (YouTube Gung Ho Vids/Charles Gilbert)

Pada Jumat (5/4/2024) lalu, Ukraina mengatakan telah mencatat 1.412 kasus di mana zat kimia berbahaya ditemukan dalam amunisi dari Februari 2023 hingga Maret 2024.

Dikatakan bahwa serangan-serangan itu menjadi lebih sering terjadi.

Baca juga: Rusia Banjir, Bendungan Sungai Ural Jebol, 6.995 Rumah Terendam hingga Ribuan Penduduk Dievakuasi

Angkatan bersenjata Ukraina mengatakan dalam sebuah unggahan di Facebook bahwa pada bulan Maret, terdapat 371 kasus serangan dengan zat kimia, 90 kasus lebih banyak dibandingkan periode sebelumnya.

Tahun lalu, unit militer Rusia, Brigade Infanteri Angkatan Laut ke-810 Armada Laut Hitam, secara terbuka membual menggunakan gas CS dalam serangan terhadap pasukan Ukraina.

Unit tersebut mengunggah video tabung gas yang dijatuhkan oleh drone untuk membubarkan pasukan Ukraina dari posisi mereka, Kyiv Post dilaporkan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini