Hari Rabu, 10 April 2024 sebuah sumber mengatakan kepada Al Mayadeen bahwa Srour disiksa dengan kejam oleh agen Mossad Israel sebelum dia dieksekusi.
Mohammad Srour sebelumnya menjadi sasaran sanksi AS karena diduga menyalurkan uang dari Iran ke Hamas.
Penemuan Jenazah Mohammad Srour
Mohammad Srour disiksa dengan kejam oleh agen Mossad Israel sebelum dia dieksekusi di kota Beit Meri, Lebanon, sumber keamanan Lebanon yang mengetahui hal tersebut mengatakan kepada Al Mayadeen.
Para pembunuh memindahkan martir Srour ke sebuah apartemen yang disewa selama satu bulan yang terletak di kota Beit Meri, utara Beirut, untuk menginterogasinya dengan menggunakan kekerasan ekstrem, kata sumber kepada Al Mayadeen.
Usai disiksa dan dibunuh oleh agen Mossad di Lebanon, jenazah Srour ditemukan tewas tertembak di sebuah vila di luar Beirut.
Baca juga: Pakar Militer: Brigade Al Qassam Hamas Ciptakan Taktik Baru Pertama dalam Sejarah Perang Gerilya
Jenazah Mohammad Ibrahim Srour ditemukan di desa Beit Meri, menurut sumber keamanan Lebanon kepada The National.
Kantor Berita Nasional Lebanon pada Selasa malam, 9 April 2024 melaporkan bahwa mayat seorang pria berusia 57 tahun ditemukan di daerah dekat Beit Meri.
Beit Meri merupakan sebuah kota makmur yang menghadap ke Beirut.
Jenazah pria tersebut mengalami tiga luka tembak. Dia ditemukan memiliki sejumlah uang yang dirahasiakan, kata sumber keamanan kepada AFP.
Dalam konferensi pers yang dihadiri dua anggota parlemen Hizbullah, keluarganya mengatakan Mohammad Srour telah hilang selama seminggu sebelum jenazahnya ditemukan.
Keluarga mengatakan dia adalah seorang penukar uang yang “tidak pernah menyakiti siapa pun”.
Mereka menyerukan penyelidikan penuh atas penyebab kematiannya namun tidak menuduh individu, kelompok, atau pemerintah mana pun.
Sanksi Amerika Serikat Terhadap Mohammad Srour
Mohammad Srous mendapat sanksi Pemerintah Amerika Serikat dan bekerja di lembaga keuangan milik kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, kata sumber itu.
Hizbullah adalah sekutu Hamas dan hampir setiap hari saling melancarkan serangan lintas perbatasan dengan Israel sejak dimulainya perang Gaza.