Banyak Kuburan Dangkal Telah Digali di Luar UGD
Banyak kuburan dangkal telah digali di luar unit gawat darurat (UGD) serta gedung administrasi dan bedah.
Di kawasan yang sama, banyak jenazah yang terkubur sebagian dengan anggota tubuh terlihat.
Dalam kunjungan tersebut, staf WHO menyaksikan setidaknya 5 jenazah tergeletak sebagian tertutup di tanah, terkena panas.
Tim melaporkan bau menyengat dari mayat-mayat yang membusuk memenuhi kompleks rumah sakit.
Menurut WHO menjaga martabat, bahkan dalam kematian, merupakan tindakan kemanusiaan yang sangat diperlukan.
Memulihkan fungsi minimal dari RS Al -Shifa dalam jangka pendek tampaknya tidak akan bisa dan bakal memerlukan upaya besar.
Selain itu menurut penjabat Direktur Rumah Sakit, pasien ditahan dalam kondisi yang buruk selama pengepungan.
Mereka mengalami kekurangan makanan, air, layanan kesehatan, kebersihan dan sanitasi, dan terpaksa pindah ke bangunan lain di bawah todongan senjata.
Setidaknya 20 pasien dilaporkan meninggal karena kurangnya akses terhadap perawatan dan terbatasnya pergerakan tenaga kesehatan.
Meskipun ada dekonflik, misi kemarin menghadapi penundaan yang signifikan di pos pemeriksaan militer dalam perjalanan ke Rumah Sakit Al-Shifa.
Antara pertengahan Oktober dan akhir Maret, lebih dari separuh misi WHO ditolak, ditunda, dihalangi, atau ditunda.
Dari 36 rumah sakit utama yang pernah melayani lebih dari 2 juta warga Gaza, hanya 10 yang masih berfungsi, dengan keterbatasan yang parah pada jenis layanan yang dapat mereka berikan.
"WHO mengulangi seruannya untuk melindungi pasien, pekerja kesehatan dan kemanusiaan, infrastruktur kesehatan, dan warga sipil," tegasnya.
Baca juga: Tarik Pasukan dari Gaza Selatan, Israel Ingin Gempur Hizbullah Lebanon?