News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

WHO Gambarkan Kondisi RS Al-Shifa di Gaza Usai Diserang Israel

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HANGUS TERBAKAR - Bagian dari gedung utama Kompleks RS Al-Shifa di Jalur Gaza yang dibakar tentara Israel setelah selama dua pekan mengepung, mengurung, dan membombardir kompleks tersebut. IDF mundur dari lokasi tersebut pada Senin (1/4/2024) meninggalkan jejak teror dan kekejian yang di luar batas kemanusiaan.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan kondisi Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza usai 6 bulan diserang Israel. 

Seperti sebagian besar wilayah utara, Rumah Sakit Al-Shifa – yang pernah menjadi rumah sakit rujukan terbesar dan terpenting di Gaza kini tidak lumpuh setelah pengepungan terakhir.

Baca juga: Perang Gaza Ujian bagi Hubungan AS dan Israel

Tidak ada pasien yang tersisa di fasilitas tersebut. 

Sebagian besar bangunan rusak parah atau hancur dan sebagian besar peralatan tidak dapat digunakan atau menjadi abu. 

Tim WHO mengatakan bahwa skala kehancuran telah membuat fasilitas tersebut tidak berfungsi sama sekali.

Baca juga: Tak Lama Setelah Anak-Cucu Haniyeh Dibunuh, Salvo Roket Menyembur dari Gaza ke Pemukiman Israel

Sehingga semakin mengurangi akses terhadap layanan kesehatan yang menyelamatkan jiwa di Gaza. 

Gedung gawat darurat, bedah, dan bangsal bersalin rumah sakit rusak parah akibat bahan peledak dan kebakaran. 

Dinding barat unit gawat darurat dan dinding utara unit perawatan intensif neonatal (NICU) telah dirobohkan. 

"Setidaknya 115 tempat tidur di unit gawat darurat telah terbakar dan 14 inkubator di NICU hancur, serta aset lainnya," tulis WHO seperti dilansir dari website resmi, Jumat (12/4/2024). 

Pabrik oksigen rumah sakit tersebut telah hancur.

Sehingga Rumah Sakit Kamal Adwan menjadi satu-satunya sumber produksi oksigen medis di wilayah utara. 

Situasi saat ini telah menyebabkan Gaza utara tidak memiliki kemampuan pemindaian CT dan berkurangnya kapasitas laboratorium secara signifikan.

Sehingga sangat mengganggu efektivitas diagnosis, yang pada gilirannya akan meningkatkan angka kematian yang dapat dihindari.

Baca juga: Tak Lama Setelah Anak-Cucu Haniyeh Dibunuh, Salvo Roket Menyembur dari Gaza ke Pemukiman Israel

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini