Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Insiden penyerangan dan penusukan brutal di Westfield Bondi Junction shopping centre Sydney, Australia, yang menewaskan enam orang, mengejutkan banyak pihak, tak terkecuali Indonesia.
Hal itu dikarenakan ada sekitar 90 ribu WNI berada di negeri Kanguru dan 10 ribu di antaranya tinggal di Sydney.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui KJRI Sydney melansir, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang jadi korban dalam insiden tersebut.
KJRI Sydney segera berkoordinasi dengan pihak DFAT (Kemlu) dan AFP (Kepolisian) serta menghubungi simpul masyarakat Indonesia.
"Hingga saat ini tidak ada informasi korban WNI dalam serangan tersebut," tulis keterangan resmi KJRI Sydney, Sabtu (13/4/2024).
Baca juga: Bayi Ditusuk, Ibunya Ditikam, Serangan Brutal di Pusat Perbelanjaan Kota Sydney, 6 Tewas
Adapun jumlah WNI di kota Sydney sekitar 10.000 orang dan mayoritas adalah pelajar atau mahasiswa serta pekerja migran.
Kepolisian Australia pun terus melakukan penyelidikan terkait insiden di pusat perbelanjaan itu.
Dikutip dari Times, masyarakat diimbau tidak mendekati wilayah tersebut serta ratusan pengunjung mal dievakuasi pasca kejadian
Aksi penikaman secara massal terjadi di sebuah pusat perbelanjaan di bernama Westfield Bondi Junction di Sydney pada Sabtu (13/4/2024) sekira pukul 16.00 waktu setempat.
Dikutip dari ABC Australia, penikaman ini mengakibatkan enam orang tewas.
Baca juga: Ancaman Iran Panggang Israel Bukan Kaleng-kaleng, Prancis Rusia Inggris Larang Warganya ke Israel
Polisi setempat menjelaskan lima korban telah tewas di lokasi kejadian, tetapi satu lainnya tewas saat menjalani perawatan di rumah sakit.
Sebenarnya, ada sembilan orang termasuk anak kecil ditikam oleh seorang pria di tengah keramaian dan mengakibatkan beberapa lainnya mengalami kritis.
Di sisi lain, pelaku penikaman juga tewas setelah polisi melakukan penembakan.