Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia mengatakan menjelang hari pencoblosan pilkada serentak, bukan hanya serangan fajar yang marak terjadi.
Tapi juga serangan malam, maupun serangan menjelang matahari terbenam.
“Serangan - serangan yang non fajar juga banyak. Serangan malam, serangan menjelang matahari terbenam,” kata Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja kepada wartawan, Minggu (24/11/2024).
Adapun pada masa tenang pilkada yang berlangsung mulai hari ini, Bawaslu bersama aparat keamanan akan melangsungkan patroli pengawasan.
Patroli ini guna menjaga alur masa tenang tidak terjadi tindakan pelanggaran aturan undang-undang, seperti politik uang.
Patroli ini juga sudah disampaikan kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dalam pelibatan aparat kepolisian. Selain unsur Panwascam dan aparat, Bawaslu juga mengajak tokoh masyarakat untuk menyadarkan pentingnya warga justru tidak meminta serangan fajar tersebut.
Patroli pengawasan masa tenang ini tidak dilakukan 24 jam nonstop, tapi bergilir atau bergantian secara sif.
Wilayah yang didatangi dipilih dengan mempertimbangkan angka kerawanan berdasarkan pemetaan oleh Bawaslu Provinsi, Kabupaten/Kota.
“Kami mengajak tokoh masyarakat untuk berkeliling, kan proses penyadaran juga penting untuk tidak kemudian meminta serangan fajar,” kata Bagja.
Baca juga: Bawaslu Gencarkan Patroli Masa Tenang Antisipasi Serangan Fajar
“Tentu juga lihat daerah - daerah mana yang rawan. Dikunjungi warga masyarakatnya, itu yang harus dilakukan,” ucapnya.