TRIBUNNEWS.COM - Hizbullah mengklaim telah menembak lusinan roket ke arah artileri Israel sebagai balasan atas serangan militer Israel di Lebanon Selatan.
Serangan yang menewaskan warga sipil yang dilakukan Israel tersebut merupakan penyerangan terbesar sejak dimulainya perang di Gaza, Palestina.
Kelompok bersenjata Lebanon yang bersekutu dengan Iran mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam bahwa mereka meluncurkan puluhan roket Katyusha ke "posisi artileri musuh" di Israel utara dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Roket-roket tersebut memicu sirene di berbagai komunitas di Galilea Atas di Israel Utara dan rudal pertahanan udara mengenai proyektil yang masuk.
Baca juga: Kronologi Lengkap dan Pemicu Serangan Besar Iran & Proksinya ke Israel, Janji Iran Terpenuhi
Militer Israel mengatakan 40 peluncuran diidentifikasi dari wilayah Lebanon, beberapa diantaranya berhasil dicegat. Sisanya jatuh di area terbuka, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (14/4/2024).
"Ini adalah serangan roket dan drone dalam jumlah besar, salah satu serangan perang terbesar sejauh ini di Gaza," kata Rory Challands dari Al Jazeera.
Militer Israel menyatakan tidak ada korban luka yang dilaporkan, sebab mereka sebelumnya telah mencegat dua drone bermuatan bahan peledak yang dioperasikan oleh Hizbullah yang menyeberang dari Lebanon ke wilayah Israel pada Jumat malam.
Hizbullah yang merupakan sekutu kelompok Palestina Hamas dan pasukan Israel hampir setiap hari saling baku tembak di seberang perbatasan sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober.
Kelompok tersebut mengatakan akan menghentikan serangannya terhadap Israel setelah gencatan senjata tercapai pada tahun 2018.
Meskipun serangan balasan sebagian besar masih terbatas pada wilayah perbatasan, frekuensi dan intensitasnya telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.
Dilaporkan dari Tyre di Lebanon Selatan, Ali Hashem dari Al Jazeera mengatakan konteks regional saat ini membuat peluncuran Hizbullah menjadi penting, namun lokasinya juga penting. "Menyerang Golan bukanlah sesuatu yang normal dalam konfrontasi ini," ucap Hashem.
Hashem mengatakan hal ini menunjukkan "bagaimana aturan keterlibatan dalam konfrontasi ini berubah secara drastis" dengan semakin banyaknya serangan yang melukai warga sipil serta sasaran militer, dengan lebih dari 60 warga sipil Lebanon terbunuh dibandingkan dengan beberapa warga sipil di pihak Israel.
Ketika ketegangan meningkat, Israel pada hari Sabtu melancarkan setidaknya lima serangan udara di tenggara Lebanon, sebuah wilayah yang merupakan salah satu benteng Hizbullah, Hashem melaporkan.
Jet tempur Israel menargetkan "kompleks militer" besar yang dioperasikan oleh Hizbullah, kata angkatan udara pada hari Sabtu.