TRIBUNNEWS.COM – Hubungan Iran dengan Yordani kini menegang di tengah eskalasi politik antara Iran dan Israel.
Pada Minggu pagi, (14/4/2024), kantor berita Iran bernama Fars menyebut Yordania akan menjadi target Iran selanjutnya jika negara itu “bekerja sama” dengan Israel saat Iran melancarkan serangan ke Israel.
Yordania sendiri menembak jatuh puluhan pesawat nirawak Iran yang terbang di atas langit Yordania dalam perjalanannya menuju Israel.
Menurut Fars, militer Iran dengan cermat memantau pergerakan Yordania saat serangan Iran ke Israel dilancarakan.
“Jika Yordania ikut campur tangan, negara itu akan menjadi target selanjutnya,” demikian laporan Fars yang mengutip narasumber dari militer Iran.
Di sisi lain, Yordania mengaku terpaksa menembak jatuh pesawat nirawak Iran agar bisa memastikan “keamanan” rakyatnya.
Jadi, menurut Yordania, tindakan itu bukan semacam bantuan untuk Israel.
Sementara itu, pejabat Israel mengklaim ada negara-negara Arab yang membantu Israel dengan membuka zona udara dan menawarkan intelijen & bantuan deteksi dini.
Mantan Menteri Luar Negeri Yordania Marwan Muasher buka suara mengenai tindakan Yordania.
“[Yordania] mungkin mengambil [tindakan yang] risiko jika situasi memanas,” kata Muasher dikutip dari FT.
“Itu buka tindakan pro-Israel,” katanya.
Baca juga: Negara-negara yang Bantu Israel Redam Serangan Iran: Yordania dan Arab Saudi Termasuk?
“Itu adalah cara untuk mencegah eskalasi. Tak ada yang diuntungkan, terutama Yordania, dari eskalasi perselisihan di luar Gaza.”
Seperti Muasher, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman al-Safadi mengklaim tindakan Yordania itu dilakukan karena ada ancaman nyata jika pesawat nirawak dan rudal Iran jatuh di wilayah Yordania.
Dia juga menyebut Yordania juga akan melakukan hal yang sama jika ada ancaman yang datang dari Israel.