Rusia dan Iran diketahui merupakan sekutu dekat militer dan politik.
Kremlin mengatakan, panggilan telepon itu diadakan atas permintaan pihak Iran.
Kepada Ebrahim Raisi, Vladimir Putin memperingatkan bahwa eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah dapat menimbulkan konsekuensi bencana.
Situasi di Timur Tengah semakin tegang pada akhir pekan lalu ketika Iran dan sekutunya meluncurkan lebih dari 300 rudal, drone, dan roket ke Israel.
Iran mengatakan tindakan itu adalah tindakan membela diri sebagai pembalasan atas serangan udara Israel yang mematikan terhadap konsulatnya di Suriah.
“Vladimir Putin menyatakan harapannya bahwa semua pihak akan menunjukkan pengendalian diri yang wajar dan mencegah babak baru konfrontasi yang penuh dengan konsekuensi bencana bagi seluruh kawasan,” kata Kremlin, Selasa, dilansir Barron's.
“Situasi yang meningkat di Timur Tengah setelah serangan udara Israel terhadap misi diplomatik Iran di Damaskus dan tindakan pembalasan yang diambil Iran dibahas secara rinci,” jelas Kremlin.
Baca juga: Tak Ada Pengamanan Ekstra Kedubes Arab Saudi di Jakarta Pasca-serangan Udara Iran ke Israel
Sekjen PBB Serukan Deeskalasi Mendesak
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan penurunan eskalasi segera permusuhan di Timur Tengah.
Juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric mengatakan, Guterres membuat komentar tersebut selama percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Iran.
Dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan pada hari Minggu, Guterres memperingatkan bahwa Timur Tengah berada di ambang kehancuran dan inilah saatnya untuk mundur.
Di sisi lain, para pemimpin dunia telah mendesak Israel untuk tidak membalas setelah Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal pada akhir pekan dalam misi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mendorong Timur Tengah semakin dekat ke perang di kawasan.
Baca juga: Menlu Retno Temui Wapres, Laporkan Upaya Melobi Negara di Dunia, Termasuk Iran agar Tidak Berperang
Serangan itu terjadi kurang dari dua minggu setelah dugaan serangan Israel di Suriah yang menewaskan dua jenderal Iran di gedung konsulat Iran.
Ketegangan di kawasan ini meningkat sejak dimulainya perang terbaru Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023.
Saat itu, Hamas dan Jihad Islam, dua kelompok militan yang didukung Iran, melakukan serangan lintas batas yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan menculik 250 orang.
Israel menanggapinya dengan serangan di Gaza yang telah menyebabkan kehancuran luas dan menewaskan lebih dari 33.800 orang, menurut pejabat kesehatan setempat.
(Tribunnews.com/Nuryanti)