TRIBUNNEWS.COM, IRAN - Israel meremehkan serangan udara Iran, Mingggu (14/4/2024) dini hari, dengan menyebut serangan hanya sukses 1 persen mencapai target.
Untuk membuktikan hal tersebut, Tehran Times menyebut Israel hanya memfilmkan bagian-bagian tertentu dari wilayah yang terkena dampak serangan.
Israel juga disebut melarang mendistribusikan rekaman lain dampak serangan Iran.
Dalam sebuah video yang dirilis Israel, seorang anggota militer Israel yang berbahasa Persia terlihat berdiri di samping penguat rudal dan mengklaim bahwa itu adalah “rudal Iran yang meleset dari sasaran”.
“Ini menunjukkan bahwa meskipun ada klaim dari Republik Islam, pangkalan-pangkalan Israel tidak mengalami kerusakan,” katanya.
Namun media Iran menyebut tampaknya Israel tidak menyadari bahwa booster dirancang untuk terpisah dari rudal sebelum hulu ledak mencapai targetnya.
Baca juga: Spesifikasi Jet Tempur Sukhoi-24 Rusia yang Dikerahkan Iran Antisipasi Serangan Israel di Laut Merah
Video lain yang diterbitkan Israel untuk menunjukkan “kerusakan kecil” yang ditimbulkan pada instalasi militernya juga menimbulkan keraguan.
Salah satu klip menunjukkan lubang agak kecil di tanah dengan tanah dan kotoran terakumulasi sempurna di satu tempat di sebelahnya.
Gambar lain menunjukkan dampak hulu ledak seberat 1 ton di suatu daerah, di mana jaringan pipa kecil dibiarkan utuh.
Rekaman yang disediakan oleh pihak berwenang Israel tidak menunjukkan adanya indikasi ledakan atau kebakaran.
Media Iran menyoroti mengapa pihak Israel tidak mengambil gambar sudut lebar yang menggambarkan pangkalan militer mereka yang ditargetkan.
Analis militer juga menentang klaim Israel mengenai tingkat keberhasilan 99 persen rudal dan drone Iran.
Iran mengklai tiga situs militer yang sangat dilindungi yang menjadi target Iran diyakini telah hancur atau mengalami kerusakan parah.
Keberhasilan operasi Iran yang dijuluki True Promise terjadi ketika Israel dan sekutunya sedang bersiap menghadapi kebuntuan selama lebih dari 12 hari.
Teheran diduga juga memberi tahu negara-negara regional tentang serangan yang akan terjadi, 72 jam sebelum serangan terjadi.
Dengan seluruh waktu yang ada di dunia serta bantuan dari AS, Inggris, Perancis dan Yordania, Israel masih tidak berhasil menghentikan Iran untuk secara tepat menyerang pangkalan-pangkalan yang terlibat dalam serangan rezim tersebut pada tanggal 1 April terhadap kedutaan Iran di Damaskus.
Serangan Iran terhadap wilayah-wilayah pendudukan nampaknya sekali lagi membantah kebohongan Israel tentang tak terkalahkannya mereka setelah rezim tersebut gagal “membasmi” Hamas dalam perang enam bulan di Gaza.
Negara-negara Arab juga merupakan penerima pesan Iran
Operasi Janji Sejati mendapat pujian besar-besaran dari masyarakat di negara-negara Arab.
Beberapa warga negara Arab bahkan turun ke jalan untuk merayakan fakta bahwa untuk pertama kalinya dalam 6 bulan terakhir, warga Palestina di Gaza dapat bernapas lega, mengetahui bahwa proyektil yang menerangi langit tidak ditujukan untuk mereka.
Sentimen publik anti-Israel yang kuat di dunia Arab dan popularitas baru Iran dapat berarti bahwa negara-negara Arab harus memikirkan kembali gagasan untuk semakin akrab dengan Israel, yang dimulai dengan diperkenalkannya Perjanjian Abraham pada tahun 2020.
“AS telah berusaha meyakinkan negara-negara di kawasan bahwa kesepakatan dengan Israel dapat menjamin keamanan bagi mereka. Desakan tersebut akan berhenti sekarang setelah kemampuan Israel yang sebenarnya telah terungkap. Para penguasa Arab tidak lagi merasa berkewajiban untuk menjalin hubungan dengan Israel demi melindungi diri mereka sendiri,” kata Saedollah Zareie, pakar senior di Asia Barat.
Zareie menambahkan bahwa dengan kebijakan bertetangga yang baik dari Iran, menjalin hubungan yang lebih kuat dengan Teheran akan jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat Arab daripada terlibat dalam kesengsaraan rezim Israel yang tiada henti.
“Saya pikir negara-negara di kawasan ini akan lebih tertarik pada Iran di masa depan. Berbagai negara di kawasan ini harus berusaha menjamin perdamaian dan keamanan tanpa bergantung pada kekuatan asing. Itu akan menjadi yang terbaik bagi kita semua.”
Hanya Kerusakan Kecil
Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel .
Militer Israel mengklaim 99 persen dari jumlah tersebut telah ditembak jatuh.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari, juga mengatakan bahwa sebagian drone dan rudal tersebut ditembakkan dari sejumlah negara seperti AS, Inggris, Irak dan Yaman.
Sebelumnya media pemerintah Iran melaporkan terjadinya "pukulan keras" ke pangkalan tersebut akibat serangan rudal-rudal Teheran.
“Hanya beberapa rudal yang jatuh di wilayah negara Israel dengan sedikit kerusakan pada pangkalan militer di selatan, dan hanya sedikit kerusakan pada infrastruktur,” kata Laksamana Muda Hagari dalam sebuah pernyataan.
Kantor berita resmi Iran, IRNA, sebelumnya melaporkan bahwa "pangkalan udara Israel yang paling penting di Negev berhasil menjadi sasaran Rudal Kheibar."
“Gambar dan data menunjukkan bahwa pangkalan tersebut mengalami pukulan hebat,” katanya.
IRNA mengatakan pangkalan udara di Negev digunakan Israel "untuk menyerang Konsulat Iran di Damaskus" pada 1 April.
Serangan udara yang menurut Iran mematikan itu dibalas dengan serangan pesawat tak berawak dan rudal pada Minggu (14/4) pagi.
Televisi pemerintah Iran mengatakan setengah dari rudal yang diluncurkan Iran terhadap Israel “berhasil mencapai sasarannya.”
Militer Israel mengatakan sebagian besar rudal Iran berhasil dicegat, tetapi menambahkan bahwa serangan masih berlangsung