TRIBUNNEWS.COM - Israel ternyata sudah dua bulan merencanakan serangan terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada Senin (1/4/2024), yang menghancurkan sebagian besar kompleks tersebut.
Serangan itu menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Iran (IRGC) termasuk Brigjen Mohammad Reza Zahedi, Komandan Pasukan Quds elit Iran untuk Suriah dan Lebanon, cabang Korps IRGC.
Sesaat sebelum menyerang konsulat Iran, Israel memberitahu AS mengenai rencananya tersebut.
Namun, Israel tampaknya mengambil langkah yang kurang tepat meski telah merencanakannya dua bulan sebelum meluncurkan serangan ke konsulat Iran.
"Catatan pertahanan internal Israel yang dilihat oleh New York Times menunjukkan serangan udara itu disetujui oleh kabinet perang Israel seminggu sebelumnya," lapor The New York Times, Kamis (18/4/2024).
Para pejabat Israel yang dirahasiakan identitasnya mengatakan Brigjen Mohammad Reza Zahedi adalah salah satu target pembunuhan itu.
"Serangan itu bertujuan untuk membunuh Mohammad Reza Zahedi, komandan Pasukan Qud Iran untuk Suriah dan Lebanon," kata para pejabat Israel.
Secara terbuka, Israel tidak membenarkan atau menyangkal bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan di konsulat Iran tersebut.
Namun, Israel salah memperhitungkan respon dari Iran yang membalas dengan meluncurkan serangan langsung ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam.
Iran meluncurkan 300 rudal dan drone dari wilayahnya menuju Israel, yang ditangkis oleh pertahanan Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan Yordania.
Iran Tak Lagi Menahan Diri
Baca juga: Israel Batal Serang Iran pada Senin Kemarin, Kini Langsung Ubah Rencana
Ini bukan pertama kalinya serangan udara Israel menewaskan petinggi IRGC di luar negeri dan Iran biasanya hanya merespon melalui proksinya.
Setelah banyak petingginya yang dibunuh Israel, Iran tidak lagi menahan diri dan menyebut akan menghukum setiap agresi Israel terhadap Iran.
"Israel hanya mengantisipasi respons skala kecil. Namun kali ini telah salah menghitung reaksi Iran," kata pejabat Israel kepada The New York Times.
Setelah respon besar-besaran dari Iran, para pejabat Israel berpendapat bahwa Israel harus segera membalas.