TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, mengutuk serangan balasan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024) lalu.
Ia menyerukan Iran dan Israel untuk mengurangi eskalasi di kawasan tersebut.
“Kami berkomitmen terhadap keamanan Israel. Kami juga berkomitmen untuk menghentikan eskalasi di Timur Tengah,” kata Antony Blinken dalam konferensi pers setelah pertemuan G7 di Italia, Jumat (19/4/2024).
Antony Blinken juga menegaskan AS tidak terlibat dalam tindakan ofensif apa pun, menyusul isu Israel menyerang Iran yang mengakibatkan tiga ledakan kecil di Isfahan, Iran, hari ini.
"Washington tidak terlibat dalam tindakan ofensif apa pun,” ujarnya.
Namun, Menteri Luar Negeri AS itu memilih untuk tidak membahas isu tersebut dan mengalihkannya pada komitmen AS untuk menghentikan eskalasi antara Israel dengan Hamas di Jalur Gaza.
"Saya tidak akan membicarakan insiden yang dilaporkan... Yang bisa saya katakan adalah... fokus kami adalah menghentikan eskalasi," tegasnya, dikutip dari Maan News.
Menurutnya, eskalasi di Jalur Gaza sulit dihentikan karena Israel dan Hamas tidak segera mencapai kesepakatan gencatan senjata.
“Satu-satunya penghalang antara rakyat Gaza dan gencatan senjata adalah Hamas,” kata Antony Blinken.
Sebagai sekutu Israel, Antony Blinken mempromosikan narasi bahwa Israel telah mengajukan persyaratan yang 'murah hati' kepada Hamas, namun ditolak.
“Israel mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza selama dua minggu terakhir, namun mereka harus berbuat lebih banyak. Kita telah menyaksikan langkah-langkah penting selama dua minggu terakhir, namun kita perlu melihat hasil yang berkelanjutan," katanya.
Baca juga: Ragu Ledakan di Isfahan karena Israel, Iran Tak Bakal Lakukan Serangan Balasan
Iran Enggan Bahas Ledakan Kecil di Isfahan yang Dikaitkan dengan Israel
Brigadir Jenderal Siavash Mihandoust, pejabat tertinggi militer di Isfahan, mengatakan ledakan apa pun yang terdengar di sana pada hari ini bukanlah akibat serangan Israel.
Sebaliknya, ia menghubungkan hal tersebut dengan sistem pertahanan udara yang mencegat benda terbang.
Seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada Reuters pada hari ini bahwa Iran tidak berniat untuk segera menanggapi serangan ini.