News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

PM Hongaria Ungkap Barat Telah Bersiap Turunkan Tentaranya ke Ukraina

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban

TRIBUNNEWS.COM -- Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengingatkan bahwa negara-negara Barat telah bersiap-siap mengerahkan tentaranya ke Ukraina.

Jika hal tersebut terjadi, maka negara-negara Eropa akan terseret pada posisi yang sangat terpuruk.

Dikutip dari Index, Barat selangkah lagi mengirimkan serdadunya membela sekutu mereka, Ukraina.

Baca juga: Pertama Kali, Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Pembom Strategis Rusia, 4 Kru Melontarkan Diri

Hal ini karena anggota NATO dikuasai oleh negara-negara yang pro-perang, bahkan perang mendominasi politik.

"Saya melihat persiapan perang dilakukan oleh semua orang dan di mana pun. Sekretaris Jenderal NATO telah mengatakan bahwa dia ingin membangun misi NATO di Ukraina. Para pemimpin Eropa sudah terlibat dalam perang, mereka melihat perang ini sebagai perang mereka sendiri dan melancarkannya seperti itu," kata Orban dikutip Tribunnews.com, Sabtu (20/4/2024).

Ia menyebut bahwa peperangan bukan disebabkan karena energi, namun menyangkut pengiriman senjata.

"Pertama, senjata api, lalu tank, pesawat terbang, bantuan keuangan lebih dari puluhan miliar euro, dan sekarang sekitar 100 miliar euro senjata-senjata ini tidak membuat situasi menjadi lebih baik. Faktanya, keadaan menjadi semakin buruk,"ujarnya.

"Kita tinggal selangkah lagi dari Barat untuk mengirim militer ke Ukraina. Pusaran militer ini dapat menyeret Eropa ke jurang terpuruk."

Sementara mantan Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan bahwa pasukan AS tak punya pilihan selain melawan Rusia.

Baca juga: Video Spesifikasi Jet Tempur Sukhoi-35 Rusia yang Dikirim ke Iran, Bakal Jadi Momok bagi Israel?

Peringatan tersebut, yang disampaikan oleh mantan wakil Donald Trump dalam sebuah acara di ibu kota Belgia, merupakan bagian dari seruan Pence kepada Kongres agar menyetujui pendanaan tambahan untuk bantuan militer ke Ukraina, yang telah tertunda selama berbulan-bulan.

“Isolasionisme bukanlah jawaban terhadap rezim tirani yang memiliki niat ekspansionis, dan saya yakin mayoritas anggota Kongres memahami hal itu,” kata Pence pada acara yang diselenggarakan oleh German Marshall Fund of the United States, sebuah wadah pemikir.

Pada hari Rabu, Ketua DPR AS Mike Johnson mengumumkan garis besar rencana bantuan luar negerinya.

Proposal yang terdiri dari empat bagian ini membagi bantuan kepada Israel, Ukraina dan Taiwan ke dalam rancangan undang-undang yang terpisah, dan beberapa dari bantuan tersebut akan dikondisikan sebagai pinjaman dan akan mencakup mandat untuk strategi dan pengawasan militer.

Pasukan Ukraina mempertahankan Kota Chasuv Yar, Ukraina selatan (Kiev Independent)

"Jika Putin mengalahkan Ukraina, saya yakin akan tiba saatnya dia akan melintasi perbatasan [ke Eropa], bahwa pria dan wanita berseragam kita harus berperang,” kata Pence dikutip dari Politico.

Pence membela retorika keras Trump mengenai kegagalan sekutu Eropa memenuhi target NATO yang membelanjakan 2 persen PDB untuk pertahanan.

“Sekutu NATO kami saat ini berada dalam posisi yang lebih baik untuk [mendukung] Ukraina selama dua tahun terakhir karena peningkatan belanja pertahanan dibandingkan jika tidak,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron tidak secara tegas mengesampingkan kemungkinan pengiriman pasukan darat negara-negara Barat ke zona operasi militer khusus. Direktur Badan Intelijen Luar Negeri Rusia, Sergey Naryshkin, mengatakan pada 19 Maret bahwa Prancis sudah mempersiapkan kontingen militer untuk dikirim ke Ukraina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini