TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Iran sepertinya tak mau ambil pusing atas serangan balik Israel ke kota Isfahan pada hari Jumat (19/4/2024).
Alih-alih terprovokasi dengan tindakan negara zionis tersebut, Pemerintah Iran melanjutkan kegiatannya seperti biasa saja.
Hal ini terlihat dari kesibukan beberapa bandara di Iran pada akhir pekan ini tepatnya pada hari Sabtu (20/4/2024).
Kepadatan ini terjadi lantaran antusiasme warga Iran untuk melakukan perjalanan umrah ke Arab Saudi.
Dikutip Tribunnews dari media nasional Iran IRNA, Mohammad-Hossein Ajilian yang bertanggung jawab atas operasi Haji di Perusahaan Bandar Udara Iran, mengatakan pada hari Sabtu bahwa 11 penerbangan dari sejumlah bandar udara dijadwalkan untuk membawa warga Iran ke Arab Saudi untuk melakukan ibadah Umrah.
Bandar udara internasional Mashhad akan melakukan penerbangan pertama pada hari Senin dan bandar udara di kota-kota besar lainnya, termasuk Zahedan, Ahvaz, Tabriz, Yazd, Kerman, Bandar Abbas, Sari, Isfahan, dan Shiraz, akan mengoperasikan satu penerbangan masing-masing pada hari-hari berikutnya.
Bandar udara di Mashhad akan mengoperasikan penerbangan terakhir ke Arab Saudi pada tanggal 2 Mei.
Ajilian mencatat bahwa sebanyak 5.720 jemaah diharapkan melakukan perjalanan ke Arab Saudi tahun ini.
Antusiasme warga Iran yang tak surut untuk melaksanakan ibadah umrah ke tanah suci di tengah serangan balik Israel ini bukannya tanpa alasan.
Usut punya usut, ramainya jamaah umrah ke negeri Arab Saudi ini terjadi karena faktor perubahan kebijakan bilateral antara kedua negara pada akhir tahun lalu.
Seperti yang diketahui sebelumnya, pada tanggal 19 Desember 2023 lalu, warga Iran akhirnya bisa menunaikan ibadah umrah tanpa halangan berarti setelah adanya kesepakatan antara Tehran dan Riyadh.
Baca juga: Ladeni Serangan Israel, Panglima IRGC Iran Ancam Bakal Hujani Tel Aviv Dengan Nuklir
Sebelumnya, warga Iran sempat mengalami kesulitan untuk melaksanakan umrah selama delapan tahun lantaran hubungan buruk antar kedua negara semenjak tahun 2016.
Pada saat itu hubungan diplomatik kedua negara terputus lantaran kontroversi eksekusi mati seorang ulama Muslim Syiah di Riyadh dan penyerbuan kedutaan Saudi di Tehran yang terjadi setelahnya.
Sejak tahun 2016, warga Iran hanya diberi izin untuk menunaikan ibadah haji saja dan mengalamai pengetatan kuota dan waktu setiap tahunnya.
Semua ketegangan itu pun akhirnya mereda setelah akhir tahun lalu, Tiongkok berhasil melakukan mediasi untuk Iran dan Arab Saudi pada Maret 2023.
Melalui mediasi tersebut, Iran dan Arab Saudi memulai kembali hubungan diplomatik penuh yang terputus.
Dengan bantuan Tiongkok tersebut, per tahun 2024, warga Iran pun dapat kembali menunaikan ibadah Umrah yang selama ini dilarang karena putusnya hubungan dengan Arab SAudi.
Negosiasi antara Iran dan Arab Saudi juga bertujuan untuk memulai kembali pariwisata non-agama antara kedua negara tersebut, dengan adanya penerbangan yang menghubungkan ibu kota mereka.
(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)