Meski demikian, ia tetap berkomitmen untuk mendorong Israel mematuhi tuntutan Hamas untuk gencatan senjata total, terutama mencegah invasi Israel di Rafah.
Ismail Haniyeh juga menyinggung posisi Amerika Serikat (AS) yang dianggap menipu.
"Posisi Amerika menipu dan pernyataan mereka bahwa mereka perlu membuat rencana untuk menghindari kerugian terhadap warga sipil hanyalah sebuah penipuan," katanya.
Ia mengatakan rakyat Palestina menyambut bantuan dari masyarakat Arab, Islam, dan internasional.
Namun, Hamas menolak bantuan Arab atau internasional yang datang untuk memberikan perlindungan bagi pendudukan tentu saja ditolak.
Ia juga berterima kasih kepada front perlawanan di Palestina, Lebanon dan Yaman yang membantu dalam perlawanan yang lebih luas.
Jumlah Korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.049 jiwa dan 76.901 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (21/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, ada kurang lebih 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel