Diberitakan sebelumnya, Benjamin Netanyahu menganggap enteng ancaman sanksi terhadap Batalion Netzah Yehuda Israel.
Netanyahu melontarkan pernyataan tersebut menyusul laporan media Amerika Serikat (AS) yang menyebutkan bahwa Washington sedang menyusun langkah tersebut.
Dengan tegas, Netanyahu mengatakan dirinya akan melawan hukuman apa pun yang dijatuhkan pada unit militer Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
“Jika ada yang berpikir mereka dapat menjatuhkan sanksi pada satu unit (tentara Israel) – saya akan melawannya dengan seluruh kekuatan saya,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (21/4/2024), dikutip dari New York Times.
Di satu sisi, militer Israel mengaku bahwa mereka tidak tahu adanya tindakan tersebut.
Situs berita Axios, media yang berbasis di AS, pada hari Sabtu (20/4/2024) kemarin melaporkan bahwa Gedung Putih berencana menjatuhkan sanksi terhadap Batalion Netzah Yehuda Israel, yang beroperasi di Tepi Barat yang diduduki.
Menyusul laporan Axios, media Israel juga mengidentifikasi bahwa Netzah Yehuda menjadi target sanksi Amerika.
Menteri Kabinet Perang Israel, Benny Gantz mengatakan telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan memintanya untuk mempertimbangkan kembali masalah tersebut.
Gantz mengatakan sanksi seperti itu merupakan sebuah kesalahan karena akan merugikan legitimasi Israel selama masa perang.
“Saya pikir adil untuk mengatakan bahwa Anda akan segera melihat hasilnya," kata Blinken.
"Saya telah mengambil keputusan; Anda dapat berharap untuk melihatnya di hari-hari mendatang," tegasnya.
Update Konflik Israel-Palestina
- Dalam perkembangan terbaru lainnya yang dilaporkan Al Jazeera, awak pertahanan sipil Palestina telah menemukan kuburan massal di dalam Kompleks Rumah Sakit Al-Nasser, Khan Yunis, Gaza.
Terdapat 180 mayat yang dikubur di kompleks tersebut.
- Menurut laporan Reuters, yang mengutip sumber-sumber dari Irak, sedikitnya ada lima roket ditembakkan dari Zummar, Irak utara.