News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Iran Bersiap Terima Pengiriman Jet Tempur Su-35 dari Rusia ke Isfahan yang Jadi Target Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah jet tempur Sukhoi Su-35 Rusia lepas landas dari pangkalan udara di Suriah, 26 September 2019. Iran dilaporkan segera menerima sejumlah jet tempur Su-35 dari Rusia di pangkalan udara Isfahan, lokasi yang menjadi serangan balik Israel Jumat (19/4/2024).

Iran Bersiap Terima Pengiriman 12 Jet Tempur Su-35 dari Rusia ke Isfahan yang Jadi Target Israel

TRIBUNNEWS.COM - Angkatan Bersenjata Iran dilaporkan tengah bersiap menerima pengiriman jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia ke pangkalan udara Isfahan, Iran Tengah.

Isfahan diketahui menjadi sasaran serangan Israel pada Kamis-Jumat malam.

Laporan tersebut dilansir media Israel, Times of Israel merujuk pada informasi dari narasumber yang mereka dapatkan namun belum terkonfirmasi dari pihak terkait.

Baca juga: Situs Radar Nuklir Disebut Kena Rudal Israel, Menlu Iran: Balasan Kami Berikutnya di Level Maksimum

Diketahui, seminggu setelah Iran menembakkan rentetan besar drone dan rudal ke arah Israel sebagai balasan atas serangan udara Israel terhadap sebuah gedung dekat konsulat Teheran di Damaskus pada 1 April, outlet media Qatar, Al-Arabi Al-Jadid melaporkan kalau Rusia bermaksud untuk mengirimkan 12 jet tempur “segera” ke Teheran.

"Belum ada konfirmasi resmi mengenai laporan tersebut," tulis laporan tersebut.

Sejumlah laporan menyebut, transfer senjata Rusia ke Iran ini adalah bagian dari kesepakatan lama yang baru diselesaikan saat ini.

Baca juga: Israel Mau Serang Balik Iran, Rusia Turun Tangan Bekali Teheran Arhanud Canggih dan Jet Sukhoi-35

Persenjataan ini diyakini membuat pertahanan Iran akan meningkat mengingat saat ini Teheran hanya mengandalkan peralatan tua.

Iran memiliki sebagian besar jet tempur MiG dan Sukhoi Rusia yang berasal dari era Soviet, serta beberapa pesawat Tiongkok, termasuk F-7.

Beberapa jet tempur F-4 dan F-5 Amerika yang dibuat sebelum Revolusi Islam 1979 juga merupakan bagian dari armadanya.

Pesawat tempur Rusia SU-35 Dilengkapi dengan rudal Kinzhal (Russia Defense Military/TASS)

Israel Serang Pakai Rudal Jarak Jauh

Kabar pengiriman segera jet tempur canggih Rusia ke Iran ini muncul setelah kabar kalau sebenarnya Israel mengenai sasaran di Iran dalam serangan balik mereka ke Iran, Jumat kemarin.

Sejumlah media Israel mengabarkan, dugaan serangan balik Tentara Israel (IDF) ke wilayah teritorial Iran pada Kamis-Jumat kemarin, rupanya dilakukan dengan peluncuran rudal jarak jauh.

Surat kabar Jerusalem Post mengungkapkan kalau rudal jarak jauh itu diluncurkan dari pesawat tempur Israel, diduga kuat F-35 yang mengenai sasaran Iran di Isfahan saat fajar pada Jumat (19/4/2024).

“Pesawat jarak jauh meluncurkan rudal yang menghantam aset Angkatan Udara Iran di Isfahan, Iran tengah, Jumat pagi,” tulis laporan tersebut.

Baca juga: Eks-KSAU Israel: Iran Superpower Soal Rudal dan Drone Tapi Lembek Soal Pertahanan

Surat kabar tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang informasi ini atau sumbernya.

Adapun Times of Israel, lebih merinci serangan rudal air to surface tersebut.

Mengutip laporan media Amerika Serikat (AS), Times of Israel membantah klaim Iran yang menyebut serangan balik Iran hanya berupa tiga drone.

Baca juga: Iran Kirim Senyuman, 500 Drone Cuma Dibalas 3 Drone yang Semuanya Dilumpuhkan, Israel: Pemanasan

Pesawat jet F-35 Israel dilaporkan meluncurkan rudal air to surface dari jauh jauh dan menghantam situs radar Iran. Situs radar ini menjadi bagian dari sistem pertahanan fasilitas nuklir Natanz Iran yang sangat rahasia.

Incar SIstem Radar Bukan Fasilitas Nuklir

Dijelaskan, sasaran serangan adalah situs pertahanan radar yang menjadi bagian dari sistem pertahanan fasilitas nuklir Natanz Iran.

"Serangan tersebut dilaporkan mencakup tiga rudal yang diluncurkan oleh pesawat tempur Angkatan Udara Israel yang menargetkan situs radar pertahanan udara dekat Isfahan yang merupakan bagian dari pertahanan situs nuklir Natanz yang sangat rahasia," tulis laporan tersebut.

Media Israel itu mengabarkan, laporan itu, yang pertama kali diterbitkan oleh ABC, mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan kalau rudal-rudal tersebut ditembakkan dari luar wilayah udara Iran.

Menurut laporan ABC, skala penyerangan tersebut “sangat terbatas.”

Dikatakan, menurut assesement awal, serangan tersebut menghantam lokasi radar, namun penilaian tersebut belum selesai.

"Laporan ABC tidak menyebutkan apakah rudal tersebut merupakan bagian dari serangan dari drone yang dilaporkan oleh Iran," kata Times of Israel.

Sebuah laporan New York Times pada Jumat malam, yang juga mengatakan bahwa pesawat-pesawat Israel menembakkan rudal-rudal jarak jauh.

Informasi baru tersebut menekankan kalau serangan balik Israel ke Iran melibatkan persenjataan canggih ketimbang cuma sekadar quadcopter (drone).

The Times mengatakan, “Belum jelas jenis rudal yang digunakan, dari mana rudal tersebut ditembakkan, belum jelas pula apakah rudal tersebut dicegat oleh pertahanan Iran atau di mana rudal tersebut mendarat.”

Situasi Isfahan Tenang dan Aman usai Diserang Israel, Kehidupan Masyarakat pun Kembali Normal (Tangkap Layar BBC)

Iran Klaim Isfahan Aman

Iran sebelumnya mengklaim kalau serangan balik Iran hanya melibatkan tiga drone kecil terlibat dalam serangan di Isfahan.

TV pemerintah mengatakan bahwa pesawat kecil itu dihancurkan oleh pertahanan udara, dan tidak menyebutkan adanya rudal atau kerusakan apa pun dalam serangan tersebut.

Pihak berwenang Iran mengatakan Angkatan udara Israel (IAF) menembaki pangkalan udara utama Teheran di Isfahan, yang telah lama menjadi rumah bagi armada F-14 Tomcat buatan Amerika – yang dibeli sebelum Revolusi Iran tahun 1979. 

Israel belum secara resmi mengomentari serangan tersebut.

Israel Hanya Kirim Pesan

Mengutip “sumber senior militer AS,” Fox News melaporkan kalau  sasaran serangan balik Israel ke Iran tersebut adalah pangkalan militer di Isfahan.

Israel dilaporkan tidak mengincar fasilitas nuklir Iran yang dijaga ketat.

Fasilitas nuklir ini disebut-sebut terletak sekitar 100 kilometer (62 mil) di utara kota tersebut di mana sebagian besar situs 'terkubur' di bawah gunung.

“Israel menyerang apa yang ingin mereka serang,” salah satu sumber mengatakan kepada Fox News.

Sumber itu menambahkan kalau ada satu target utama yang diserang berkali-kali oelh Israel.

"Dan sistem pertahanan udara Iran buatan Rusia terbukti tidak efektif," kata narasumber tersebut.

Sasaran serangan tersebut termasuk sistem pertahanan udara di pangkalan militer, yang digunakan untuk melindungi fasilitas nuklir di dekatnya, Fox melaporkan.

"Pesan Israel melalui serangan ini adalah untuk menjual gagasan kepada Iran bahwa “kami dapat menjangkau dan menyentuh Anda,” kata sumber itu.

Citra satelit yang dilihat oleh The Times of Israel menunjukkan kerusakan pada sistem radar di dekat Bandara Isfahan. Gambar tersebut tidak segera diizinkan untuk dipublikasikan, sesuai dengan kebijakan agensi yang mengambil foto tersebut.

Citra satelit radar aperture sintetis tambahan yang diambil pada hari Jumat juga menunjukkan bukti bahwa lokasi radar menjadi sasaran.

Meskipun pihak berwenang Israel secara resmi bungkam atas serangan tersebut, sejumlah politisi dan mantan pejabat angkat bicara mengenai hal tersebut.

Berbicara kepada berita Channel 12, pensiunan jenderal Israel Ziv, mantan kepala operasi IDF, mengatakan bahwa jika serangan itu dilakukan oleh Israel, hal itu tidak dimaksudkan untuk menyebabkan kehancuran besar.

Serangan Israel itu 'hanya' untuk mengirimkan “pesan yang sangat jelas kepada Iran,” yang menunjukkan “kesenjangan teknologi” antara Israel dan Iran dan menyoroti kemampuan IDF untuk menembus situs-situs paling sensitif di Iran.

Dalam panggilan telepon beberapa jam setelah serangan, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berbicara dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, kata Pentagon.

Laporan menyebut kalau mereka membahas “menjaga stabilitas di Timur Tengah,” dan isu-isu lainnya.

Meskipun ada laporan bahwa situs radar telah dihancurkan, gambar satelit yang diterbitkan oleh CNN tampaknya tidak menunjukkan adanya kerusakan parah di pangkalan udara Isfahan Iran.

Citra satelit radar aperture sintetis (SAR) diambil sekitar pukul 10:18 waktu setempat — lima jam setelah serangan.

“Tampaknya tidak ada kawah besar di tanah dan tidak ada bangunan yang hancur,” kata CNN, seraya mencatat kalau temuan tersebut perlu dikonfirmasi oleh gambar satelit biasa yang dapat mendeteksi hal-hal seperti bekas terbakar.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan drone tidak menimbulkan kerusakan atau korban jiwa, dalam komentar yang disampaikan kepada utusan negara-negara Muslim di New York dan dikutip oleh media Iran.

“Media pendukung rezim Zionis, dalam upaya putus asa, mencoba meraih kemenangan dari kekalahan mereka, sementara mini-drone yang jatuh tidak menimbulkan kerusakan atau korban jiwa,” katanya. 
 
 (oln/toi/fox/twp/cnn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini