Barat Panik, Iran Mau Pasang 6.000 sentrifugal baru untuk Perkaya Uranium
TRIBUNNEWS.COM - Badan nuklir PBB telah mengkonfirmasi kalau Iran berencana untuk memasang sekitar 6.000 sentrifugal baru untuk memperkaya uranium, menurut sebuah laporan yang dilihat oleh AFP pada Jumat (29/11/2024).
“Iran memberi tahu Badan itu bahwa mereka bermaksud "memberi makan” sekitar 6.000 sentrifugal di situsnya di Fordo dan Natanz untuk memperkaya uranium hingga lima persen," kata laporan tersebut.
Baca juga: Iran Mau Menyerang, Hizbullah Buka Jalan Pakai 250 Proyektil Roket ke Situs-Situs Militer Israel
Jumlah ini lebih tinggi dari batas 3,67 persen yang telah disetujui Teheran pada tahun 2015 dalam Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
"Pengumuman Iran mengikuti resolusi yang disahkan oleh Dewan Gubernur IAEA, mengkritik Iran karena tidak cukup bekerja sama dengan badan tersebut," tambah laporan itu.
Teheran telah membenarkan ekspansi tersebut sebagai tanggapan terhadap apa yang dianggapnya sebagai tekanan politik yang tidak dapat dibenarkan dari kekuatan Barat.
Sentrifugal baru termasuk model-model canggih, yang mampu melakukan pengayaan nuklir lebih efisien.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran di antara penandatangan JCPOA mengenai potensi produksi uranium tingkat senjata.
Negara-negara Barat, khususnya Inggris, Prancis, dan Jerman, sejauh ini menjadi pihak yang paling dan telah lantang menyatakan kekhawatiran, mencatat bahwa persediaan uranium yang diperkaya saat ini jauh melebihi batas yang ditetapkan JCPOA.
Negara-negara ini telah memperingatkan krisis proliferasi dan mendesak Iran untuk kembali mematuhi perjanjian internasional.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyiratkan kecemasannya di tengah ancaman serangan balasan Iran yang dijanjikan Teheran atas serangan langsung Tel Aviv beberapa waktu lalu.
Netanyahu menegaskan kembali komitmennya untuk mencegah Iran menjadi negara bersenjata nuklir, bersumpah untuk mengambil semua langkah yang diperlukan.
Teheran Lobi Barat
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengatakan, pertemuan wakil menteri luar negeri Iran, Prancis, Jerman, dan Inggris akan berlangsung pada hari Jumat, (29/11), tanpa menyebut nama lokasi.
"Berbagai isu dan topik regional dan internasional, termasuk isu Palestina dan Lebanon, serta isu nuklir, akan dibahas," kata juru bicara tersebut dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri.