"Gantz mengatakan sanksi seperti itu merupakan suatu kesalahan karena akan merugikan legitimasi Israel selama masa perang dan tidak dapat dibenarkan karena Israel memiliki sistem peradilan yang independen dan militer yang menaati hukum internasional," tulis Bloomberg.
Dia mendesak Washington “untuk menarik niatnya untuk menjatuhkan sanksi” terhadap batalion tersebut.
Blinken pada hari Jumat mengatakan dia telah membuat “keputusan” mengenai tuduhan bahwa Israel melanggar serangkaian undang-undang AS yang melarang pemberian bantuan militer kepada individu atau unit pasukan keamanan yang melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia.
Dua pejabat AS yang mengetahui situasi tersebut mengatakan pengumuman AS akan dilakukan secepatnya.
Dituduh Langgar HAM
Awal pekan lalu, organisasi berita investigasi Pro Publica melaporkan kalau panel khusus Departemen Luar Negeri AS yang dikenal sebagai Israel Leahy Vetting Forum telah merekomendasikan beberapa bulan lalu kepada Blinken agar beberapa unit militer dan polisi Israel didiskualifikasi dari menerima bantuan AS, setelah adanya tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. .
"Insiden yang menjadi sasaran tuduhan tersebut terjadi di Tepi Barat dan sebagian besar terjadi sebelum perang Israel dengan Hamas di Gaza dimulai pada 7 Oktober," kata outlet tersebut.
Sebelum perang Gaza, kekerasan telah meningkat di Tepi Barat, tanah yang dicari oleh orang-orang Palestina untuk dijadikan negara, dan hal ini terus meningkat seiring dengan seringnya serangan Israel, serangan jalanan warga Palestina, dan pemukim yang mengamuk di desa-desa Palestina.
Militer Israel mengklaim batalyon Netzah Yehuda merupakan unit tempur aktif yang beroperasi sesuai prinsip hukum internasional.
“Setelah adanya publikasi mengenai sanksi terhadap batalion tersebut, IDF tidak mengetahui masalah ini,” kata militer. “Jika sudah ada keputusan mengenai masalah ini, maka akan ditinjau kembali. IDF bekerja dan akan terus berupaya menyelidiki kejadian yang tidak biasa dengan cara yang praktis dan sesuai dengan hukum.”
Pada tahun 2022, komandan batalyon Netzah Yehuda ditegur dan dua petugas dipecat atas kematian seorang warga Amerika keturunan Palestina yang lanjut usia yang ditahan oleh tentara unit tersebut di Tepi Barat, sebuah insiden yang menimbulkan kekhawatiran di Washington.
Ada beberapa insiden lain dalam beberapa tahun terakhir, beberapa di antaranya terekam dalam video, di mana tentara Netzah Yehuda dituduh atau didakwa melakukan pelecehan terhadap tahanan Palestina.
(oln/scmp/Blmbrg/ap/*)