Menurut sumber lokal, pasukan Israel telah membunuh 59 warga Palestina dari kota Yerusalem yang diduduki dan melukai hampir 172 lainnya setelah tanggal 7 Oktober.
Sementara itu, sekitar 1.325 warga Palestina ditangkap, 155 di antaranya dijatuhi hukuman penjara.
Pada periode yang sama, otoritas pendudukan mengeluarkan 85 keputusan tahanan rumah, 68 keputusan deportasi dari kota Yerusalem, dan keputusan larangan perjalanan lainnya.
Pasukan pendudukan juga menghancurkan 133 rumah, sementara 18.301 penjajah menyerbu Masjid Al-Aqsa yang diberkati.
Yahudisasi Yerusalem
Khaberni juga melaporkan, pihak pasukan pendudukan Israel memperketat tindakan militer mereka di gerbang Kota Tua dan sekitar Masjid Al-Aqsa serta di dalam halamannya, dan mengerahkan lebih banyak anggotanya untuk mengamankan serbuan para pemukim Yahudi ke Masjid Al-Aqsa.
Aksi ini serupa dengan perlindungan mereka beberapa hari lalu saat para pemukim Yahudi menyerbu masjid dari sisi Gerbang Magharibi dan melakukan tur provokatif dan melakukan ritual Talmud di halamannya.
Baca juga: Dijaga Pasukan IDF, Puluhan Pemukim Israel Serbu Masjid Al-Aqsa, Lakukan Ritual Talmud di Halaman
Laporan itu menjabarkan, pihak pendudukan Israel memanfaatkan hari libur Yahudi, termasuk Hari Paskah Yahudi, untuk mengubah status quo Masjid Al-Aqsa.
Status Quo yang berlaku di Masjid Al-Aqsa saat ini adalah segala peribadatan non-muslim di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa adalah terlarang dan dianggap sebagai penodaan kesucian masjid.
Adapun Hari Libur Yahudi ini berlangsung seminggu penuh dan berakhir pada tanggal 29 bulan ini.
Niatan Israel untuk mengubah status quo Masjid Al-Aqsa itu merujuk jajak pendapat di Israel baru-baru ini yang melaporkan dukungan “masyarakat Israel” terhadap kebijakan Yahudisasi Yerusalem dan pengendalian Al-Aqsa.”
Ritual Sapi Merah Terlaksana?
Sementara itu, Kegubernuran Yerusalem memperingatkan konsekuensi dari entitas Yahudi ekstremis yang didukung oleh pemerintahan ekstremis Benjamin Netanyahu dan menteri ekstremis Itamar Ben Gvir yang menyerbu Masjid Al-Aqsa, membawa “hewan kurban” dan menyembelih mereka di halamannya, selama beberapa hari mendatang, pada kesempatan liburan Paskah.
Pihak kegubernuran dalam sebuah pernyataan kemarin mengatakan, “Pemerintahan ekstremis Netanyahu telah lama berusaha menciptakan status quo baru di Yerusalem pada umumnya, dan di Masjid Al-Aqsa pada khususnya.”
Dia menambahkan, “Seruan asosiasi kolonial (Kelompok Kuil Yahudi) dalam beberapa hari terakhir agar massa warga pendudukan menyerbu Masjid Al-Aqsa dan menyembelih hewan kurban di sana menegaskan niat pendudukan untuk mengontrol Masjid Al-Aqsa, membaginya secara spasial, dan mengizinkan kaum Yahudi ekstremis menyerbunya 7 hari seminggu dan sepanjang waktu."
Kegubernuran Yerusalem menekankan, fokus masyarakat internasional terhadap agresi brutal terhadap Jalur Gaza memberikan kesempatan kepada pemerintah pendudukan, penjajah dan asosiasi kolonialnya, untuk meningkatkan jumlah penyusup, yang akan mencapai ribuan.