News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Presiden Iran Ancam akan Hapus Israel Jika Berani Serang Iran Lagi

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, berbicara di Lahore, Pakistan pada Senin (22/4/2024) dalam agenda kunjungan selama tiga hari pada 22-24 April 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Iran, Ebrahim Raisi, mengancam akan meruntuhkan Israel jika Israel mencoba menyerang Iran lagi.

Hal ini ia sampaikan dalam kunjungannya ke Pakistan selama tiga hari pada 22-24 April 2024.

“Jika rezim Zionis sekali lagi melakukan kesalahan dan menyerang tanah suci Iran, situasinya akan berbeda, dan tidak jelas apakah rezim ini akan tetap bertahan,” kata Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dikutip dari kantor berita negara Iran, IRNA, Selasa (23/4/2024).

Presiden Iran itu membahas ketegangan baru-baru ini antara Iran dan Israel di sebuah acara di Punjab kemarin.

Ebrahim Raisi berjanji untuk terus dengan hormat mendukung perlawanan Palestina.

“Republik Islam Iran dengan terhormat akan terus mendukung perlawanan Palestina,” katanya.

Dia juga mengecam AS dan negara-negara Barat sebagai pelanggar hak asasi manusia terbesar.

Ia mengatakan AS dan negara-negara Barat mendukung genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Ketegangan Iran dan Israel

Israel tidak pernah secara resmi mengakui serangan udara pada Senin (1/4/2024) terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah yang menewaskan tujuh perwira senior Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), termasuk Komandan Pasukan Quds elit Iran, Brigjen Mohammad Reza Zahedi.

Iran membalas serangan Israel dengan meluncurkan 300 rudal dan drone ke situs militer Israel pada Sabtu (13/4/2024), yang sebagian besar ditangkis oleh jet dan pertahanan AS, Inggris, Prancis, dan Yordania.

Baca juga: Presiden Iran Bujuk Pakistan Gabung Aliansi Anti-Israel

Satu minggu kemudian, pada Jumat (19/4/2024), terjadi serangkaian ledakan akibat drone di kota Isfahan, Iran, yang dikabarkan merupakan respons dari Israel.

Israel tidak mengakui ledakan itu adalah balasan atas serangan balasan Iran serta melarang pejabat-pejabat kedutaannya di seluruh dunia untuk mengomentari ledakan itu.

Iran mengatakan ledakan drone itu hanya seperti mainan anak-anak dan tidak berniat membalasnya karena menilai ledakan itu bukan serangan dari luar.

"Kami hanya diserang dengan drone quadcopter kecil. Itu seperti mainan anak-anak yang mudah ditembak jatuh," kata Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, Senin (22/4/2024).

Sebelumnya, The New York Times mengabarkan bahwa Amerika Serikat, sekutu dekat Israel, menekan pemerintah Israel agar mengurangi tanggapan atas serangan balasan Iran.

Menurut pejabat AS dan Israel yang berbicara kepada surat kabar itu secara anonim mengatakan Israel menargetkan Iran dengan sejumlah drone dan rudal.

Namun, Iran hanya mengatakan mereka diserang oleh drone quadcopter kecil.

Hubungan Israel dan Iran

Hubungan Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.

Revolusi tersebut menumbangkan kekuasaan Syah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS), Inggris, dan mitra Israel.

Setelah revolusi Iran, Israel menuduh Iran yang menerapkan kebijakan anti-Israel, telah mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi di Yaman, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah untuk melawan Israel, sebuah tuduhan yang dibantah Iran.

Ketegangan Iran dan Israel baru-baru ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza setelah operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.151 jiwa dan 77.084 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (24/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini