Tiga Tentara IDF Tewas, 11 Lainnya Luka Parah di Magraa, Gaza Tengah, Hamas Pakai Senjata Daur Ulang
TRIBUNNEWS.COM- Tiga tentara IDF tewas dan 11 lainnya luka parah dalam penyergapan yang dilakukan oleh Brigade Al Qassam di Magraa, Gaza tengah.
Brigade Al Qassam melakukan serangan dengan menggunakan rudal daur ulang.
Senjata Israel F16 yang gagal meledak yang diarahkan ke warga sipil di Gaza berhasil dikembalikan lagi oleh pejuang Hamas dengan cara ditembakkan ke tentara Israel.
Ledakan menyebabkan beberapa tentara tewas dan terluka.
Pada Minggu malam, situs Israel “Rotter” melaporkan bahwa tiga tentara Israel tewas, sementara 11 lainnya terluka dalam ledakan alat peledak di Jalur Gaza.
Penyergapan Maghraqa, “Barang Israel telah dikembalikan kepada Israel”
Brigade Al-Qassam mengumumkan bahwa para pejuangnya memikat pasukan Israel dan menjebaknya dalam penyergapan ranjau di jalan di daerah Maghraqa di tengah Jalur Gaza.
Brigade Al-Qassam mencatat bahwa pejuang mereka menggunakan alat peledak dan roket “F-16” yang diluncurkan ke warga sipil dan tidak meledak dalam penyergapan tersebut.
Penyergapan yang dilakukan oleh “Al-Qassam” terjadi satu hari setelah tentara Israel mengumumkan masuknya Brigade ke-99 ke Jalur Gaza.
Dan seminggu setelah masuknya brigade tempur cadangan “Yiftach” (679) dan “Carmeli” (2 ) ke Jalur Gaza, yang diberi tanggung jawab atas area koridor yang memisahkan bagian utara Jalur Gaza dari bagian selatannya, yang merupakan lokasi operasi Al-Qassam.
Brigade Al-Qassam menerbitkan gambar pada hari Senin yang berisi kalimat “Barang dagangan Anda telah dikembalikan kepada Anda,” di bawahnya terdapat segitiga merah dan tangki yang terbakar, dan di bagian bawah tertulis “Penyergapan Maghraqa,” mengacu pada operasi dilakukan pada hari Minggu.
Brigade terus menembaki pasukan pendudukan Israel di poros Natsarim dengan mortir, seperti yang diumumkan hari ini.
“Natsarim” adalah nama pemukiman Israel yang didirikan di tengah-tengah Jalur Gaza sebelum evakuasi dan penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza pada tahun 2005 di bawah pukulan perlawanan Palestina, dalam sebuah operasi yang di Israel dijuluki “Rencana Pelepasan”.