News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Wakil Jubir Deplu AS: Tindakan Israel di Gaza Tak Sebanding dengan Perang Rusia di Ukraina

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Jubir Deplu AS Vedant Patel mengatakan kepada wartawan bahwa tindakan militer Israel di Gaza tidak sebanding dengan operasi Rusia di Ukraina.

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Vedant Patel mengatakan kepada wartawan bahwa tindakan militer Israel di Gaza tidak sebanding dengan operasi Rusia di Ukraina.

Jurnalis pun bertanya kepadanya apakah AS menentang kemungkinan tindakan hukum Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap Israel sebab Gedung Putih mendukung tindakan ICC terhadap Rusia.

"Tidak ada kesetaraan moral antara hal-hal yang kita lihat," jawabnya.

Dia menambahkan bahwa AS percaya bahwa ICC tidak memiliki yurisdiksi atas situasi Palestina.

Namun Patel menekankan bahwa Amerika Serikat bukanlah pihak dalam perjanjian yang membentuk ICC.

Patut dicatat bahwa sejumlah organisasi dan pejabat internasional menyebut situasi di Gaza akibat genosida Israel sebagai "sangat buruk", Al
Mayadeen melaporkan.

Sejak 7 Oktober, dalam 206 hari, Negeri Yahudi itu telah membunuh lebih dari 13.800 anak-anak Palestina dan sedikitnya 8.900 perempuan Palestina.

Sedangkan dalam konflik dua tahun antara Rusia dan Ukraina, 2.992 perempuan dan 579 anak dilaporkan tewas.

34.488 warga Palestina dibunuh oleh 'Israel' dalam 206 hari

Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan bahwa jumlah warga Palestina yang tewas di Gaza akibat perang genosida Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober kini mencapai 34.488 orang, ditambah 77.643 orang luka-luka.

Selain itu, laporan terbaru mengonfirmasi bahwa pasukan pendudukan Israel melakukan tiga pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza.

Baca juga: ICC Pertimbangkan Tangkap Netanyahu dan Pejabat Israel atas Kejahatan di Gaza, Sudah Beri Peringatan

Sedikitnya eskalasi tersebut menewaskan 34 orang dan melukai 68 orang hanya dalam 24 jam.

Kementerian menekankan bahwa ribuan korban masih berada di bawah reruntuhan dan berserakan di jalan-jalan.

Menurut Kementerian, pasukan pendudukan terus dengan sengaja mencegah ambulans dan kru pertahanan sipil menjangkau mereka.

Israel menghancurkan sekolah, masjid, gereja, rumah sakit, pusat kesehatan

Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan kerusakan parah akibat agresi Israel.

Terungkap bahwa 103 sekolah, 243 masjid, dan 3 gereja telah hancur.

Lalu, 32 rumah sakit dan 53 puskesmas tidak beroperasi selama kurang lebih 7 bulan.

Kuburan massal buatan Israel

Pada Senin (22/4/2024), Pertahanan Sipil Gaza mengumumkan bahwa 283 jenazah syuhada ditemukan dari kuburan massal buatan Israel di Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis.

Melalui pernyataan, Pertahanan Sipil Gaza mengatakan ada bukti jelas mengenai eksekusi lapangan yang dilakukan oleh IOF di Kompleks Medis Nasser.

PBB takut Israel' pakai AI dalam serangan udara di Gaza

Pada konferensi pers di markas besar PBB di New York, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyuarakan keprihatinannya atas laporan baru-baru ini bahwa Israel menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam serangan udaranya di Gaza.

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh majalah Israel-Palestina +972 pada awal bulan April yang mengutip intelijen Israel, mengungkapkan bahwa IOF menerapkan penggunaan AI untuk menemukan target pemboman dan digunakan di daerah-daerah termasuk pemukiman padat penduduk, sehingga menyebabkan banyak korban sipil.

Dijuluki 'Lavender', sistem ini menganalisis data pribadi penduduk Gaza dan mendaftar mereka yang dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok Perlawanan Palestina Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ).

Pemanfaatan teknologi AI yang canggih oleh Israel dalam kampanye genosida di Gaza menandai wilayah baru dalam peperangan modern, menambah pengawasan hukum dan etika serta membentuk kembali dinamika antara personel militer dan sistem otomatis.

Baca juga: Hizbullah Gempur Pangkalan Militer Israel di Palestina Utara Pakai Peluru Artileri

Netanyahu khawatir ditangkap

Sumber mengindikasikan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu khawatir mengenai kemungkinan dikeluarkannya surat perintah penangkapan terhadap dirinya oleh Pengadilan Kriminal Internasional, lapor surat kabar Israel Maariv pada 28 April .

Surat kabar tersebut melaporkan bahwa Netanyahu mengadakan diskusi pribadi dengan Amerika Serikat untuk mencegah Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan.

Hal ini juga menunjukkan bahwa pengeluaran surat perintah penangkapan tidak bisa dihindari dan mungkin berdampak tidak hanya pada Netanyahu, tapi juga Menteri Keamanan dan Kepala Staf.

Awal pekan ini, Jenderal Cadangan Israel Itzhak Brik mengatakan dalam sebuah opini yang diterbitkan oleh surat kabar Israel Maariv bahwa "srael harus menyatakan berakhirnya perang karena mereka benar-benar kalah."

Dia menambahkan, sirkus sebenarnya yang membahayakan pendudukan adalah koalisi Netanyahu, Gantz, Gallant, dan Halevi.

Menurut media Israel, "Israel" berusaha menggunakan saluran diplomatik untuk mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan tersebut.

Sebelumnya, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin dan Komisaris Hak Anak Rusia Maria Lvova-Belova karena diduga terlibat dalam deportasi ilegal anak-anak Ukraina ke Rusia pada tahun 2022.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini