“Ada hak untuk melakukan protes, namun tidak ada hak untuk menimbulkan kekacauan," papar Biden.
Dalam pidato singkatnya, Biden tidak mengomentari kebijakan universitas atau penggunaan kekerasan oleh polisi.
Dia juga tidak mengomentari laporan bahwa demonstran pro-Israel telah menyerang demonstran pro-Palestina di perkemahan UCLA minggu ini.
Sebaliknya, ia mengatakan tidak ada tempat di kampus untuk “anti-Semitisme atau ancaman kekerasan terhadap mahasiswa Yahudi”.
Namun, para demonstran mahasiswa menolak tuduhan bahwa perkemahan mereka anti-Semit atau menimbulkan ancaman.
“Ada (rasa) kekecewaan, tapi ini bukan kejutan,” ujar Kali, seorang mahasiswa pengunjuk rasa di Universitas George Washington di Washington, DC.
“Bagi pemerintahan Biden yang menjelek-jelekkan kami dengan cara ini sungguh sangat mengecewakan."
“Ini menargetkan generasi muda Arab, Muslim, Palestina, dan anti-Zionis," lanjutnya.
Baca juga: Pasukan Israel Baku Tembak di Perbatasan Mesir, Presiden Al-Sisi Ditelepon Joe Biden
Komentar Biden muncul tak lama setelah polisi menangkap 132 mahasiswa pengunjuk rasa di Universitas California, Los Angeles (UCLA), Kamis.
UCLA adalah salah satu dari puluhan universitas Amerika di mana mahasiswanya mendirikan kamp selama beberapa minggu terakhir untuk menuntut diakhirinya perang Israel di Gaza.
Banyak juga yang menyerukan sekolah mereka untuk melakukan divestasi dari perusahaan mana pun yang terlibat dalam pelanggaran yang dilakukan Israel.
Protes tersebut mendapat reaksi keras dari administrator universitas, serta anggota parlemen dan kelompok pro-Israel.
Pada Kamis, mahasiswa dan pengamat lainnya dengan cepat mengecam pernyataan Biden karena gagal mengakui bahwa perguruan tinggi dan universitas di AS telah mengerahkan pasukan polisi bersenjata lengkap ke kampus mereka untuk membubarkan demonstrasi tanpa kekerasan.
Komentar Israel
Di sisi lain, Israel mencap protes tersebut sebagai antisemitisme.